Slide Clock


More clock widgets here

Countdown Till 2012


More clock widgets at Widgia.com

karya tulistempat wisata di jawa tengah

PENDAHULUAN

 

A.    Tujuan Study Wisata

          Tujuan Study Wisata yang diadakan SMP N 3 Mojolaban dan dilaksanakan oleh sebagian siswa kelas 8. Karya Wisata ini sangat bermanfaat karena menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dan melatih kemandirian.

 

B.     Peserta

          Peserta yang mengikuti Study Wisata kelas 8 A – 8 G yang sebagian tidak ikut, serta guru pendampingnya.

 

WISATA ALAM DAN TAMAN REKREASI

Tanjung Emas Semarang
Taman Margasatwa Tinjo Moyo Semarang
Bukit Cinta Semarang
Taman Mini Puri Maerokoco Semarang
Goa Kreo Semarang
Kebun Binatang Tinjomoyo Semarang
Pantai Grand Marina (Tawang Mas) Semarang
Agrowisata Tlogo Ambarawa
Taman Satwataru Jurug Solo
Pemandian Air Panas Langen Harjo Sukoharjo Solo
Gunung Kemukus Sumberlawang Solo
Grojogan Sewu & Wisata Pegunungan Tawangmangu
Pemandian Sapta Tirta Pablengan Matesih Tawangmangu
Waduk Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri
Lereng Merapi Merbabu Boyolali
Taman Rekreasi Rowo Jombor Klaten
Telaga & Wisata Pegunungan Sarangan
Pantai Teleng Ria, Pantai Srau, Pantai Klayar Pacitan
Goa Gong, Goa Tabuhan Pacitan
Pantai Kartini Jepara
Goa Terawang Blora
Taman Kyai Langgeng Magelang
Jurang Jero Magelang
Taman Ria Mendut Magelang
Goa Seplawan Purworejo
Goa Jatijajar, Goa Petruk Kebumen
Pantai Logending Gombong
Candi, Telaga, Kawah Dataran Tinggi Dieng Wonosobo
Pemandian Kalianget WonosoboLereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing Wonosobo
Taman Rekreasi Tirto Asri Temanggung
Air Terjun Curug Sewu Kendal
Api Abadi Mrapen Grobogan
Air Terjun Widuri Purwodadi Goa Urang & Goa Macan Grobogan
Bleduk Kuwu Grobogan

Taman Rekreasi Kopeng
Taman Rekreasi Bandungan
Taman Rekreasi Keteb
Wonderland
Pantai Pasir Kencana Pekalongan
Pantai Slamaran Pekalongan
Pantai Ujung Negoro Batang
Pantai Bandengan Jepara
Kepulauan Karimunjawa
Waduk Gunung Rowo Pati
Kebun Binatang Seruling Mas Banjarnegara
Hutan Payau Tritih Cilacap
Pelabuhan Sleko Cilacap
Pantai Ayah Kebumen
Pancuran Tujuh Baturaden Purwokerto
Kali Bacin Purwokerto
Loka Wisata & Hutan Wisata Baturaden Banyumas
Pantai Teluk Penyu Cilacap
Nusa Kambangan
Goa Lawa Purbalingga
Owabong Purbalingga
Sea World Purbalingga
Pegunungan Linggoasri Pekalongan
Pantai Widuri Pemalang
Pantai Alam Indah Tegal
Pemandian Air Panas Guci
Pantai Purwahamba Indah Tegal
Aaduk Cacaban Slawi
Pemandian Air Panas Cipanas Brebes
Waduk Malahayu Brebes
Taman Rekreasi Colo Brebes

 

WISATA ALAM DAN TAMAN REKREASI

WISATA BUDAYA

Kraton Kasunanan Solo
Istana Mangkunegaran Solo
Candi Sukuh & Candi Cetho Karanganyar Solo
Pusat Batik Pasar Klewer & Pasar Antik Triwindu Solo
Masjid dan Menara Kudus
Makam Sunan Muria Kudus
Menara Masjib Kudus
Makam Kartini Jepara
Pusat Kerajinan Ukir Kayu Jepara
Pusat Penghasil Tenun Troso Jepara
Pusat Kerajinan Kuningan Juwana Pati

Masjid Demak
Makam Sunan Kalijaga Demak
Pemandian Keluarga Kraton Pengging Boyolali
Pusat Kerajinan Tembaga Tumang Boyolali
Makam Ki Ageng Selo Purwodadi
Sendang Keyongan & Coyo Purwodadi
Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon Magelang
Candi Gedung Songo Ambarawa
Pusat Industri Batik Pekalongan
Gunung Selok (Gunung Srandil) Cilacap
Pusat Kerajinan Keramik Klampok Banjarnegara

WISATA SEJARAH

Museum Radya Pustaka Solo
Museum Sangiran Sragen
Museum Gula Klaten
Museum Kretek Kudus
Museum RA. Kartini Jepara
Benteng Portugis Jepara
Tugu Muda Semarang
Museum Nyonya Meneer Semarang
Museum Jamu Jago (MURI) Semarang
Museum Perjuangan Mandala Bhakti Semarang
Museum Ronggowarsito Semarang
Museum Perjuangan “Palagan” Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Sejarah Abdul Djalil Magelang

Museum Jendral Sudirman Magelang
Museum Kamar Diponegoro Magelang
Museum Asuransi Bumi Putera Magelang
Museum Seni Haji Widayat
Monumen Jendral Sudirman Rembang
Museum Sejarah Tosan Aji Kutoarjo
Museum Wayang “Sendang Mas” Banyumas
Benteng Vander Wicjk Gombong
Museum Soesilo Soedarman Cilacap
Bedug Masjid Jami “Bedug Pendawa” Purworejo
Benteng Pendem Cilacap

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

          Karya Wisata ini, dapat manambah wawasan dan pengetahuankita semua dan menambah pengalaman serta kemadirian.

 

B.       Saran

            Kekayaan alam Indonesia sangat beraneka ragam, maka wajib kita jaga dan melestarikannya supaya anak cuu kita bisa menikmatinya

PTK : Penggunaan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer (ICT) telah berkembang dengan pesat dalam semua aspek kehidupan kita. Tidak terkecuali terhadap MAN Sidoarjo. Pembelajaran yang menggunakan media berbasis komputer (ICT) merupakan terobosan yang baru di MAN Sidoarjo yaitu dimulai tahun 2004 yang lalu. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop, LCD, dan perangkat audio. Arah inovasi ini adalah agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.

Dalam implementasinya, inovasi ini memang diterima dengan serta-merta sebagai keniscayaan perubahan. Namun demikian, tidak semua guru dapat mengadopsi inovasi ini. Masih banyak di antara guru, khususnya guru senior kurang akrab dengan komputer. Para guru tersebut tetap menggunakan pendekatan konvensional atau telah menggunakan pendekatan pembelajaran yang baru tanpa menggunakan media presentasi pembelajaran berbasis ICT. Sementara itu beberapa guru yunior memang mau menerima inovasi tersebut dan menerapkannya dalam pembelajaran, meskipun media presentasi pembelajarannya bukan hasil karya sendiri melainkan membeli paket-paket yang sudah terjual bebas.

Demikian pula dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan berhasil, beberapa guru menggunakan media presentasi pembelajaran dengan cara membeli dan menggunakannya secara langsung. Misalnya media pembelajaran pembacaan puisi, drama, atau film.
Dalam silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terdapat beberapa topik pembahasan pembelajaran menggunakan wacana rekaman televisi, Namun demikian penggunaan media pembelajaran yang berhubungan dengan topik ini mengalami kendala. Kendalanya antara lain :

a.              Media pembelajaran yang berasal dari televisi khususnya berita belum pernah ada, dan belum pernah dibuat apalagi dijual bebas; padahal topik tersebut beberapa kali muncul dalam silabus KTSP 2006 bahasa Indonesia SMA / MA.

b.             Pembuatan media pembelajaran ini membutuhkan kemampuan yang kompleks dan relatif tinggi, khususnya bidang software & hardware komputer, yaitu desain grafis, pembuatan animasi, editing gambar dan suara.

c.              Pembuatan media pembelajaran harus memiliki langkah-langkah dan prosedur tertentu sehingga cukup layak dianggap sebagai media pembelajaran.

d.             Bila disampaikan hanya dengan metode pemberian tugas, siswa dan guru kesulitan menemukan stasiun televisi mana yang akan menyampaikan topik tertentu, pada hari apa dan jam berapa, karena banyak stasiun televisi.

e.              Siswa sering tidak melaporkan tugas tersebut. Guru juga seringkali terlewatkan acara televisi tersebut. Pembahasan menjadi tidak efektif karena melebar dan seringkali antara guru dan siswa tidak memiliki referensi yang sama akibat selanjutnya memiliki pemahaman yang berbeda.

f.              Penyampaian dengan metode ceramah, pembelajaran menjadi ’teacher centered’ siswa hanya medengarkan saja dan berakibat tidak menarik perhatian siswa dan membosankan.

g.             Saat evaluasi performansi siswa, topik menjadi melebar karena pemahaman atas referensi yang berbeda. (Hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas X-1 dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia.)

Pada 8-14 November 2006 lalu, MAN Sidoarjo yang diwakili oleh peneliti sendiri telah memenangi .Medali Perak (Silver Prize) untuk kategori Lomba Pembuatan Media Presentasi Pembelajaran (MPP) yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Menengah Umum Departemen Pendidikan Nasional bersama Departemen Agama.

Berbekal pengalaman pembuatan media pembelajaran itulah, peneliti merasa sangat perlu membuat media pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya topik rekaman televisi ini. Lebih lanjut, bila media pembelajaran ini dianggap memiliki kelayakan dapat disebarkan pada para guru bahasa Indonesia lain yang membutuhkannya. Demikian langka dan urgennya bagi pembelajaran, maka media pembelajaran ini segara harus dibuat.
Akhirnya, peneliti membuat Media Presentasi Pembelajaran “Sidoarjo Menangis“ (untuk selanjutnya istilah ini disingkat MPP “SM“). MPP “SM“ ini memuat rekaman berita televisi yang berhubungan dengan bencana yang berada di konteks sosial peneliti, yaitu bencana lumpur panas Lapindo Brantas. Sengaja peneliti mengambil objek ini karena bencana ini telah menjadi wacana nasional yang diperkirakan akan berlangsung hingga 30 tahunan ke depan.

Problematikanya, apakah Media Presentasi Pembelajaran (MPP) “Sidoarjo Menangis“ ini apakah dapat diterima oleh para siswa dan guru, dapatkah meningkatkan perhatian dan minat mereka dalam belajar, serta mampukah meningkatkan prestasi pembelajarannya.

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan judul penelitian :“Penggunaan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Menyimak Siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo“.

 

1.2.       Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a.              Apakah Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ memiliki kelayakan sebagai media pembelajaran bagi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo?

b.             Apakah penggunaan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dapat memotivasi belajar siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo?

c.              Apakah penggunaan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo?

 

1.3.       Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah :

a.              Untuk menerapkan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dalam usaha untuk menilai kelayakannya sebagai media pembelajaran bagi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

b.             Untuk menerapkan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dalam usaha untuk memotivasi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

c.              Untuk menerapkan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dalam usaha untuk dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

 

1.4.       Signifikasi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat :

a.              Bagi guru

(1)          Untuk dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam penerapan strategi pembelajaran yang efektif khususnya dalam pokok bahasan menyimak berita televise

(2)          Sebagai latihan praktik langsung melalukan penelitian tindakan kelas.

(3)          Sebagai sarana untuk menghasilkan karya tulis ilmiah.

b.             Bagi Siswa

(1)          Untuk meningkatkan perhatian, aktivitas, dan prestasi pembelajaran

(2)          Agar pembelajaran menarik, menyenangkan, dan mudah dipahami

c.              Bagi Pendidikan dan Pembelajaran

Untuk dapat menyempurnakan strategi pembelajaran sehingga semakin efektif penerapannya.

 

1.5.       Hipotesis Tindakan

Berdasarkan semua uraian di atas dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1.             Melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“, siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo menilainya layak sebagai media pembelajaran.

2.             Melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dapat memotivasi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

3.             Melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

2.1         Media Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses yang kompleks pada semua orang dan terjadi seumur hidup yaitu sejak masih bayi hingga mati. Tanda-tanda terjadinya pembelajaran bagi seseorang adalah terjadinya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi lebih tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat masyarakat serta budaya berkembang pula tugas dan peranan guru sejalan dengan jumlah anak yang memerlukan pendidikan. Mau tidak mau harus diakui guru bukanlah satu-satunya sumber belajar melainkan hanya salah satunya. Siswa, petugas perpustakaan, kepala sekolah, tutor, tokoh masyarakat, atau orang-orang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan tertentu di masyarakat juga dapat dijadikan sumber belajar.

Menurut Arief S. Sadiman (2006) sumber belajar dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu :

a.              jenis orang (people)

b.             pesan atau informasi (message),

c.              jenis bahan (materials), ke dalam jenis ini sering disebut perangkat lunas (software) yang di dalamnya terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan dengan alat bantu atau tanpa alat bantu, misalnya : modul, majalah, OHP, compact disk (CD) program atau data.

d.              Alat (device) atau hardware yang menyajikan pesan, misalnya :projector film, video, TV, Komputer, dan lain-lain.

e.              Teknik adalah prosedur rutin atau acuan untuk menggunakan alat, bahan, atau orang dan lingkungan untuk menyajikan pesan, misalnya teknik demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya-jawab, dan sejenisnya.

f.              Lingkungan (setting), yaitu tempat yang memungkinkan siswa belajar. Misalnya : gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, museum, taman, kebun binatang, rumah sakit, pabrik, dan sejenisnya.

Sementara itu media teknologi mutakhir, terdiri dari :

a.              Media berbasis telekomunikasi, misalnya : teleconfrence, kuliah jarak jauh, dsb.

b.             Media berbasis mikroprosesor, misalnya : game komputer, hypermedia, CD / DVD, Computer Assisted Instructional, hypertxet, dsb.

Adapun menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar. Sementara itu Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids) Alat bantu yang dipakai adalat alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang tujuannya dapat memberikan pengalaman konket, meningkatkan motivasi belajar, mempertinggi daya serap, dan retensi belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, keguaan media pembelajaran adalah :

1.             Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

2.             Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya :

a.       objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model;

b.      objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar;

c.       gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography.

d.      Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal;

e.       Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan dalam model, diagram, dan lain-lain;

f.       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan sebagainya.

3.             Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :

a.         menimbulkan kegairahan belajar;

b.      memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dengan kenyataan;

c.       memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4.             Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam :

a.         memberikan perangsang yang sama;

b.        mempersamakan pengalaman;

c.         menimbulkan persepsi yang sama.

 

2.1         Media Presentasi Pembelajaran

Perkembangan teknologi komputer dan informasi (ICT) juga semakin mengembangkan bentuk dan variasi media pembelajaran. Menurut Thomson (Elida dan Nugroho, 2003) komputer yang digunakan dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat, yakni saat digunakan komputer meningkatkan motivasi pembelajaran. Para siswa akan menikmati kerja komputer ini dan komputer memberikan tantangan di samping komputer menampilkan perpaduan antarteks, gambar, animasi gerak, dan suara secara bersamaan maupun bergantian.

Sementara ini Bower dan Hilgard berpendapat bahwa komputer bermanfaat besar dibandingkan dengan teknologi pendidikan lainnya karena mampu memberikan presentasi materi yang sangat fleksibel bagi pembelajar dan dapat mengikuti kemajuan sejumlah pembelajar dalam waktu yang sama.

Selanjutnya, menurut Woolfolk ada 9 keuntungan menggunakan komputer dalam pembelajaran, yaitu :

a.       siswa dapat menyesuaikan dengan kecepatan belajarnya,

b.             dapat melatih dengan sabar,

c.              dapat dipakai untuk belajar sendiri,

d.             dapat disajikan berbagai macam penginderaan,

e.              dapat melakukan simulasi,

f.              dapat dikembangkan pemecahan masalah,

g.             dapat memberikan pujian untuk memperkuat perilaku,

h.             dapat membantu manajemen kelas dan sekolah.

Menurut Luther (Sutopo, 2003:32) ada 6 tahap dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komputer, yaitu:

a.              Tahap pertama konsep (concept), yaitu mengidentifikasikan tujuan, kebutuhan belajar, atau hal-hal lain yang perlu diungkapkan.

b.             Tahap kedua analisis karakteristik siswa, yaitu disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan siswa.

c.              Tahap ketiga merencanakan dan menyusun software. Dalam hal ini ada 3 ketrampilan yang harus dimiliki pengembang sofware yaitu menguasai bidang studi materi yang akan dibahas, menguasai prosedur pengembangan media, dan menguasai program komputer.

d.             Tahap keempat desain (design), yaitu yaitu tahap merancang produk secara rinci agar memudahkan tahap-tahap pembuatan produk selanjutnya.

e.              Tahap kelima pengumpulan bahan (material collecting), yaitu mengoleksi bahan-bahan pendukung untuk memperkaya isi produk media tersebut,

f.              Tahap keenam pembuatan (assembly), yaitu menyusun naskah materi pada setiap frame sehingga menjadi sebuah produk media yang sudah jadi.

g.             Tahap ketujuh uji coba (testing), yaitu melakukan uji coba produk yang akan digunakan secara luas karena itu perlu validasi kelayakannya. Ada dua kriteria dalam ujicoba produk media pembelajaran, yaitu :

(1)      kriteria pembelajaran, yang mencakup apakah sesuai dengan kurikulum, tujuan pembelajaran, sesuai dengan materinya, dan sebagainya. Jika tidak perlu dilakukan revisi.

(2)      Kriteria presentasi, yaitu apakah validasi terkait dengan tampilannya di layar, kelancaran navigasi, kemudahan penggunaan, dan interaksi / komunikabilitas.

h.             Tahap distribusi (distribution), yaitu tahap menyebarluaskan produk pembelajaran dan menjelaskan tujuan produk media pembelajaran tersebut.

2.2         Motivasi Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2001, 27-28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri seorang siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Macam-macam motivasi:

a.              Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan dalam diri seseorang yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1988). Dilihat dari segi tujuan kegiatan belajar, motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam kegiatan belajar itu sendiri.

b.             Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis dan juga mungkin komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

Prayitno (1989) menyatakan bahwa betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun bila siswa tidak termotivasi dalam belajar, maka belajar tidak akan berlangsung secara optimal. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Motivasi sangat berhubungan erat dengan bagaimana seseorang melakukan kegiatan atau pekerjaan. Dengan demikian, makin banyak dan tepat motivasi belajar yang didapat siswa, maka aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa akan semakin tinggi sehingga pembelajaran siswa menjadi semakin berhasil.

Dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi tinggi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

 

2.3     Pembelajaran Menyimak

Secara garus besar ketrampilan berbahasa manusia dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan penelitian Donald E. Bird aktivitas hidup manusia didominasi aktivitas menyimak (42%), sementara aktivitas berbicara (25%), aktivitas membaca (15%), aktivitas (18%). Realitas tersebut hampir sama keadaanya dengan di Indonesia (Tarigan, 1990:48). Karena itulah, kurikulum 2004 dan 2006 menitikberatkan pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia pada empat ketrampilan berbahasa tersebut.

Menurut Henry Guntur Tarigan, ada beberapa teknik pembelajaran menyimak, yaitu : (a) dengar-ulang ucap, (b) dengar tulis (dikte), (c) dengar kerjakan, (d) dengar terka, (e) memperluas kalimat, (f) menemukan benda, (g) seseorang bilang, (h) bisik berantai, (i) menyelesaikan cerita, (j) identifikasi kata kunci, (k) identifikasi kalimat topik, (l) menyingkat / merangkum, (m) parafrase, dan (n) menjawab pertanyaan.
Dalam menyimak, ada empat ketrampilan khusus yang dituntut, yaitu :

a.              penyimak harus melibatkan diri secara total.

b.             penyimak harus menguasai seni mencatat dengan tepat

c.              penyimak harus mencari dan menganalisis sarana penunjang

d.             penyimak harus mencari pola organisasi dan struktur keseluruhan (Tarigan, 1994 : 87-89).

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

3.1         Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti suatu daur (siklus) yang di dalamnya terdapat kegiatan merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan, dan melaksanakan refleksi pada seluruh tindakan sebelumnya.

Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang diterapakan dalam metode PTK. Penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Dalam pelaksanaannya peneliti bertugas mengobservasi, mencatat, dan merekam segala aktivitas dan siswa dalam proses pembelajaran.

 

3.2         Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di MAN Sidoarjo dengan alamat Jl. Jenggolo (Belakang Stadion) No. 2 Sidoarjo. Waktu penelitian telah dilakukan sejak 14 – 26 Mei 2007. Pengambilan data dilakukan selama 2 siklus pembelajaran, setiap siklus terdiri atas sekali tatap muka. Untuk validasi instrumen penelitian diperlukan sekali tatap muka pada kelas X-1.

 

3.3         Subjek Penelitian dan Pembatasan Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa MAN Sidoarjo kelas X. Jumlah kelas X ada 10 kelas. Setiap kelas terdiri atas 45-47 siswa. Komposisi kecerdasan siswa tiap kelas relatif sama, karena belum dibedakan berdasarkan prestasi mereka. Karena itu peneliti mengambilnya secara acak dari kelas X, yaitu hanya kelas X-2, dan X-4.

 

3.4         Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki 4 tahap, yaitu : (1). Perencanaan tindakan (planning); (2). Pelaksanaan Tindakan (action); (3). Observasi (observation); dan (4). Refleksi (reflection).

3.5         Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.             Lembar Pengamatan untuk Siswa dan Guru

Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran hingga evaluasi. Aspek-aspek yang dinilai adalah aktivitas keterlibatan siswa hingga evaluasi.

2.             Tes Tanggapan Siswa Terhadap Media

Tes tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini digunakan untuk meneliti seberapa tinggi kelayakan MPP “SM“ sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini digunakan skala Likert.

3.                   Tes Motivasi Siswa

Tes motivasi siswa ini digunakan untuk meneliti siswa terkait dengan motivasi dan perhatian siswa terhapap proses pembelajaran. Dalam hal ini pun digunakan skala Likert.

4.                   Tes Kemampuan Menyimak

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak, siswa diberikan evaluasi terhadap kemampuan mereka dalam menulis ide-ide pokok dari wacana berita televisi yang telah disimak.

3.6.    Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan meliputi kegiatan klasifikasi data, penyajian data, dan penilaian keberhasilan tindakan. Kegiatan klasifikasi ini meliputi memilah-milah data yang telah dikelompokkan sesuai dengan jenis datanya.
Data yang diperoleh dari pengamatan dan angket dilakukan analisis deskriptif melalui : 1) reduksi data, 2) pemaparan data, dan 3) penyimpulan. Reduksi data dilakukan dengan menyederhanakan dan konseptualisasi melalui seleksi, pemfokusan, dan abstraksi data mentah sehingga menjadi informasi yang bermakna. Paparan data dilakukan dengan penyajian data dalam bentuk paparan naratif maupun statistik. Adapun penyimpulan adalah proses mengambil intisari dalam bentuk pernyataan kalimat.

1.             Analisis Kelayakan Media

Evaluasi kelayakan media perlu dilakukan terhadap MPP “SM”. Hal ini karena media pembelajaran tersebut baru dibuat peneliti, karena itu perlu diujicobakan sekaligus diuji kelayakannya. Kriteria kelayakan MPP “SM” dinilai pada aspek : kesesuaiannya dengan kurikulum, tujuan pembelajaran, dengan materinya, tampilannya di layar, kelancaran navigasi, kemudahan penggunaan, dan interaksi komunikabilitas.
Untuk mengetahui skor kelayakan media ini dilakukan dengan cara

a.       mengangkakan (kuantifikasi) tanggapan siswa dengan cara :

• pilihan jawaban a (sangat setuju) dinilai skor 5

• pilihan jawaban b (setuju) dinilai skor 4

• pilihan jawaban c (tidak tahu / netral) dinilai skor 3

• pilihan jawaban d (tidak setuju) dinilai angka 2

• pilihan jawaban e (sangat tidak setuju) dinilai angka 1

b.      menghitung tingkat kelayakan media pembelajaran

Tingkat kelayakan media pembelajaran dihitung dengan rumus berikut :

Rata-rata skor = Jumlah skor kelayakan / Jumlah siswa
Adapun kriteria tingkat kelayakan media ditentukan sebagai berikut :

1.     
Tingkat Kelayakan Media Rata-rata | Skor
Sangat                      Tinggi 21 – 25
Tinggi 16 – 20
Sedang 11 – 15
Rendah 6 – 10
Sangat Rendah 0 – 5

2.             Analisis Aspek Motivasi Siswa

Motivasi siswa diidentifikasikan pada saat berlangsungnya pembelajaran yang terdiri atas besarnya motivasi khususnya perhatian mereka dalam memperhatikan pembelajaran tanpa melalaikannya. Hal ini dapat dilihat dari tes tentang motivasi mereka.
Untuk mengetahui skor motivasi dan tingkat motivasi siswa dilakukan dengan cara:

a. mengangkakan (kuantifikasi) motivasi siswa dengan cara :
 pilihan jawaban a (sangat setuju) dinilai
§ skor 5
• pilihan jawaban b (setuju) dinilai skor 4
• pilihan jawaban c (tidak tahu / netral) dinilai skor 3
• pilihan jawaban d (tidak setuju) dinilai angka 2
• pilihan jawaban e (sangat tidak setuju) dinilai angka 1
b. menghitung tingkat motivasi siswa
Tingkat motivasi siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rata-rata skor = Jumlah skor motivasi siswa/ Jumlah siswa
Adapun kriteria tingkat motivasi siswa ditentukan sebagai berikut :

Tingkat Motivasi Belajar Siswa Rata-rata / Skor
Sangat Tinggi 21 – 25
Tinggi 16 – 20
Sedang 11 – 15
Rendah 6 – 10
Sangat Rendah 0 – 5

3. Analisis Hasil Tes Kemampuan Menyimak
Hasil kemampuan menyimak siswa diidentifikasikan pada saat akhir proses pembelajaran yaitu saat evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini dilakukan tes performansi, yaitu praktik menuliskan ide-ide pokok dari wacana rekaman berita televisi. Adapun unsur-unsur yang dinilai adalah : (a) sistematika ide pokok, (b) kelengkapan ide pokok, (c) kerapian penulisan, (d) tidak ada ide lain yang menyimpang, dan (5) banyaknya karangan.
Skor maksimal per siswa adalah 100. Adapun penetuan skornya digunakan kriteria sebagai berikut.

SKOR | Taraf Kemampuan Ketentuan
81 – 100 Sangat Baik 5 unsur terpenuhi
61 – 80 Baik 4 unsur terpenuhi
41 – 60 Cukup 3 unsur terpenuhi
21 – 40 Kurang Baik 2 unsur terpenuhi
0 – 20 Buruk 1 unsur terpenuhi

Hasil akhirnya akan dianalisis dan diinterpretasikan dengan membandingkan skor maupun perlakukan terhadap siklus 1 dan siklus 2 beserta latar belakang penyebabnya.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Penyajian Data
Secara operasional penelitian telah dilaksanakan sebagai berikut:
• Observasi Awal ( 21 Mei 2007)
Observasi awal dilakukan peneliti pada kelas X-1, jam 1-2 . Peneliti melakukannya tanpa menggunakan media presentasi pembelajaran. Hal ini cukup dilakukan di dalam kelas. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah :
a. bertanya jawab bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesianya pada saat pembelajaran dengan wacana berita televisi
b. memberikan apersepsi tentang wacana berita televisi seputar bencana Lapindo Brantas, dan
c. menugasi siswa menuliskan ide-ide pokok berita seputar bencana Lapindo Brantas dengan batasan topik :
• dampak bencana Lapindo Brantas,
• bagaimana kehidupan pengungsi, dan
• upaya penanggulangannya, serta
• dialog-dialog yang pernah dilihatnya di televisi.
d. mengumpulkan dan menilai hasil karangan siswa.
• Refleksi Awal
Hasil yang diperoleh dari observasi awal dan evaluasi terhadap objek kelas X-1 sebagai berikut:
1. Menurut para siswa, karena tidak ada medianya guru sering menghindar saat membahas materi wacana yang berasal dari berita televisi. Sementara itu menurut guru yang bersangkutan, pembelajaran dilakukan dengan menugasi siswa menyimak wacana berita televisi dari rumah masing-masing, menuliskannya, dan melaporkannya di kelas.
2. Pada saat ditugasi oleh peneliti untuk menuliskan ide-ide pokok wacana berita yang telah disimak dari televisi yang pernah didengar dan dilihatnya di rumah, terjadi kasus-kasus berikut :
a. beberapa siswa mengaku belum pernah melihat dari berita dari televisi,
b. beberapa siswa mengaku pernah melihat dari berita dari televisi namun kurang perduli
c. ada yang pernah melihat berita televisi tentang bencana Lapindo Brantas, namun telah lupa ide-ide pokoknya,
d. beberapa siswa masih memikir-mikir dulu saat mau menulis. Kelihatan mereka bingung terhadap topik yang akan ditulisnya. Setelah beberapa menit kemudian baru mereka menuliskannya.
3. Hasil tulisan siswa menunjukkan :
a. topik yang dibahas melebar karena referensi yang berbeda
b. karangan siswa tidak sistematis ide-ide pokok yang diungkapkannya berbeda antara setiap siswa
c. banyak di antaranya menulis bukan dari menyimak berita televisi terbukti tidak mampu menyebutkan sumber televisi penyampai berita tersebut, melainkan dari pengalamannya dari rata-rata para siswa tinggal relatif tidak jauh dari lokasi bencana
d. topik yang dibahas terlalu banyak (4 topik) sehingga waktu tidak cukup. Banyak di antara siswa tidak mampu menyelesaikan topik yang keempat.

• Rencana Tindakan 1
1. Membuat media presentasi pembelajaran “Sidoarjo Menangis”, dan mengemasnya dalam compact disk (CD)
2. Agar waktu yang disediakan cukup yaitu hanya 2 x 45 menit, maka diatur waktunya sebagai berikut :
a. pengantar : 5 menit
b. penjelasan awal : 5 menit
c. presentasi media pembelajaran : 45 menit
d. siswa menuliskan ide-ide pokok berita : 30
e penutup : 5 menit
3. Karena menggunakan media presentasi pembelajaran maka diselenggarakan di ruang multimedia (moving class).
4. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru
5. Membuat instrumen penelitian berupa angket untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dan kelayakan MPP “SM”

• Pelaksanaan Tindakan 1 (Siklus 1)
Dalam siklus 1, tindakan yang dilakukan penelitian adalah :
1. Melakukan penelitian pada kelas X-4 (kebetulan saat itu jam 5-6 pengajarnya tidak ada / kosong)
2. Para siswa diajak menuju ruang multimedia, berikut disuruh membawa alat tulis.
3. Peneliti memberikan pengantar dan penjelasan materi selama 10 menit.
4. Peneliti memutar dan menayangkan MPP “SM” pada layar selama 45 menit secara terus-menerus.
5. Setelah selesai penayangan MPP “SM” tersebut, peneliti menugasi siswa selama 30 menit menuliskan ide-ide pokok dari wacana rekaman berita televisi dengan urutan topik : dampak bencana, kehidupan pengungsi, dan upaya penanggulangannya.
6. Peneliti mengumpulkan hasil tulisan siswa dan menutup pertemuan tersebut.

• Observasi 1
1. Siswa antusias sekali saat menyimak tayangan media presentasi pembelajaran. Beberapa di antara siswi mengaku sedih bahkan ada yang menitikkan air mata, khususnya ketika tayangan intro disampaikan.
2. Pada saat menyimak, ada beberapa siswa yang membuat catatan kecil terhadap materi yang ditayangkan. Peneliti membiarkan dan tidak melarangnya.
3. Pada saat ditugasi menulis hasil simakannya, beberapa siswa menunjukkan kebingungannya karena harus mengingat-ingat apa yang telah disimak sebelumnya.
4. Peneliti menemukan beberapa yang janggal dalam MPP “SM”, yaitu :
a. Ada space kosong di tengah, perlu diberikan gambaran background layer
b. Background mestinya sama, setelah tayangan video berita dan menuju tombol skip.
c. Akan lebih indah bila huruf judul tertentu diberikan blow effect.
d. Tidak ada file autorun

• Refleksi 1
1. Siswa terlihat antusias dan bahkan ada yang terbawa perasaannya saat melihat tayangan MPP “SM” karena sesuai dengan konteks siswa dan menimbulkan kesan mendalam pada pemahaman dan perasaan mereka.
2. Pada saat menyimak, ada beberapa siswa yang membuat catatan kecil menunjukkan siswa masih berusaha memerlukan bantuan ingatan saat akan menuliskannya nanti.
3. Beberapa kejanggalan dalam media perlu disempurnakan.

• Rencana Tindakan 2
1. Diperlukan tayangan intro relatif lebih lama untuk membawa suasana hati siswa kondusif terhadap situasi bencana yang memang menyedihkan.
2. Agar siswa tidak mengalami kesulitan mengingat apa yang telah disimaknya, peneliti akan menayangkannya secara bertahap sebagai berikut:
a. Tahap 1 :
– penyampaian topik dampak bencana selama 15 menit
– dilanjutkan tugas menulis hasil simakan selama 10 menit
b. Tahap 2 :
– penyampaian topik kehidupan pengungsi selama 15 menit
– dilanjutkan tugas menulis hasil simakan selama 10 menit
c. Tahap 3 :
– penyampaian topik upaya penanggulangan selama 15 menit
– dilanjutkan tugas menulis hasil simakan selama 10 menit
3. Siswa akan disarankan membuat catatan kecil sebagai alat bantu mengingat siswa.

• Pelaksanaan Tindakan 2 (Siklus 2) (Kamis, 24 Mei 2007)
Dalam melakukan penelitian pada siklus 2 ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan pada kelas X-2 pada hari Kamis, 24 Mei 2007 Jam ke-5-6 dengan minta ijin guru yang bersangkutan, dan para siswa diajak ke ruang multimedia.
2. Peneliti memberikan pengatar materi.
3. Peneliti menayangkan media presentasi pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang direncanakan, yaitu :
a. Tahap 1 :
– penyampaian topik dampak bencana selama 15 menit
– dilanjutkan tugas menulis hasil simakan selama 10 menit
b. Tahap 2 :
– penyampaian topik kehidupan pengungsi selama 15 menit
– dilanjutkan tugas menulis hasil simakan selama 10 menit
c. Tahap 3 :
– penyampaian topik upaya penanggulangan selama 15 menit
– dilanjutkan tugas menulis hasil simakan selama 10 menit
4. Peneliti mempersilakan para siswa membuat catatan kecil sebagai alat bantu mengingat.
5. Peneliti mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan menutup pertemuan tersebut.

• Observasi 2
1. Siswa kelas X-2 juga sangat antusias dalam menyimak tayangan media presentasi pembelajaran “Sidoarjo Menangis”. Sebagaimana kelas X-4, para siswa kelas ini mengaku sedih sekali khususnya tayangan intro.
2. Pada saat menyimak, siswa membuat catatan kecil terhadap materi yang ditayangkan sebagaimana peneliti telah perintahkan.
3. Pada saat menuliskan ide-ide pokok rekaman berita, para siswa langsung menuliskannya tanpa berpikir panjang, mengacu catatan kecil yang dibuatnya.
4. Waktu pelaksanaan hingga akhir molor 10 menit, menunggu seluruh tulisan siswa selesai.
5. Peneliti masih menemukan beberapa yang janggal dalam media presentasi pembelajaran “Sidoarjo Menangis”, yaitu :
a. ada beberapa file yang tidak gayut dan sebaiknya dihapus, yaitu : file master, file bank, dan file test.
b. File flash player perlu dimasukkan cd

• Refleksi 2 (Akhir)
1. Secara umum siswa tertarik dan antusias dalam menyimak MPP “SM”. Bahkan intro-nya mampu membawa penyimaknya dalam suasana sedih, khususnya para siswa wanita.
2. Penyampaian materi secara bertahap dibantu siswa membuat cacatan kecil sangat membantu siswa dalam menyimak ide-ide pokok wacana berita televisi kemudian langsung menuliskannya.
3. Secara umum, siswa melihat desain media pembelajaran sudah sangat bagus dan mereka menyatakan layak sebagai media pembelajaran, meskipun menurut amatan penulis masih perlu disempurnakan.

4.2 Analisis Data
1. Data Aktivitas Guru dan Siswa
Data aktivitas guru diperoleh melalui observasi partisipan oleh peneliti sendiri sesuai instrumen 01. Adapun data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti sesuai instrumen 02.
Adapun data hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 4.1
Data Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran

Aktivitas Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi / % Frekuensi / %
a. Membuka pelajaran 1 x (1,54%) 1x (1,56%)
b. Memberikan apersepsi 1 x (1,54%) 1x (1,56%)
c. Memberikan petunjuk 1 x (1,54%) 1x (1,56%)
d. Memutar MPP “SM” 10 x (18,51%) 10x (15,62%)
e. Pause MPP “SM” 6 x (11,11%) 6x (9,37)%)
f. Menugasi siswa menyimak 10 x (18,51%) 10x (16,62%)
g. Menugasi siswa membuat catatan – 10x (16,62%)
h. Menugasi siswa menulis 6 x (11,11%) 6x (9,37)%)
i. Mengamati siswa 18 x (33,33%) 18x (28,12%)
j. Menutup pelajaran 1 x (1,54%) 1x (1,56%)

Tabel 4.2
Data Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran

Aktivitas Siklus 1 Siklus 2 % siswa % siswa
a. Memperhatikan penjelasan guru 45 (100%) 42 (100%)
b. Menyimak MPP “SM” 45 (100%) 42 (100%)
c. Membaca buku 0 0
d. Membuat catatan sendiri terkaitmateri menyimak 9 (20%) 40 (88%)
e. d. Menulis sesuai perintah guru 45 (100%) 42 (100%)
f. Bertanya jawab relevan sesuai dengan materi pelajaran 0 0
g. Menyampaikan ide / pendapat 0 0
h. Aktivitas tidak relevan dengan pembelajaran 2 (4%) pada 5 menit pertama 0

Data tabel 4.1 dan 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Secara umum tindakan yang dilakukan oleh guru tidak ada hambatan. Demikian pula semua siswa (100%) terlibat sangat aktif dalam pembelajaran menyimak MPP “SM”.
Tidak ada aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran, misalnya bolos keluar, tidur, menggambar, menulis-nulis atau membaca materi pelajaran lainnya, mengobrol sendiri, dan sejenisnya. Hanya ada 2 siswa (4%) pada siklus 1 yaitu kelas X-4 yang terpaksa harus keluar kelas sebentar pada 5 menit pertama pembelajaran karena menuju kamar kecil.
Adapun perbedaannya, pada siklus 1 ada 9 siswa (20%) yang aktif membuat catatan kecil saat menyimak. Padahal guru tidak menganjurkannya apalagi memerintahnya. Guru pun tidak melarang aktivitas ini.
Namun melihat efektifitasnya, maka pada siklus 2 guru mengajurkan siswa untuk membuat catatan kecil untuk membantu mengingat saat menyimak yang kemudian menuliskan ide-ide pokok dalam rekaman wacana berita televisi.
Akhirnya pada siklus 2 sejumlah 40 siswa (95,23%) membuat catatan kecil saat menyimak.

2. Data Hasil Tanggapan Kelayakan Media Pembelajaran
Penelitian ini tidak bisa dilepaskan dari tes kelayakan media pembelajaran. Hal ini karena penelitian ini menggunakan media pembelajaran buatan peneliti sendiri yang belum pernah diujicobakan. Perlu diketahui kelayakan MPP “SM” ini. Dalam hal ini digunakan tes tanggapan yang menggunakan instrumen 03.
Adapun data hasil tes tanggapan siswa terhadap kelayakan MPP “SM” sebagai media pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 4.3
Skor Hasil Tes Kelayakan MPP “SM”
Sebagai Media Pembelajaran
Siklus 1 (Kelas X-4)

No. Nama Siswa Skor No. Nama Siswa Skor
1 Achmad Nafi 19 26 M. Rachmanto 19
2 Adam Lukman F 21 27 M. Hardianto S 20
3 Aisyah Nurdeka 19 28 M. Irvan R 20
4 Alfiyah Nur K 20 29 M. Agung S 18
5 Aulia Alfi Ismi I 19 30 M. Azam Zur’ain 21
6 Ayu Rohmah P 18 31 Nashrulloh Ibadi 16
7 Chusnul Ch 19 32 Nita Apri Rosalina 19
8 Desi Dwi A 19 33 Nur Afifah 17
9 Dimas Dwi A 20 34 Nur Mayasari 17
10 Eka Retno O 20 35 Olvy Trismayuni 17
11 Fajar Adi P 16 36 Rani Rahmawati 17
12 Fitri Muttafaqoh 21 37 Ria Rilla R ===
13 Henik Nur A 20 38 Rina Puspita Ningsih 20
14 Hindriyani R 17 39 Risca Faiqotin 19
15 Ike Oktavianis 24 40 Rizky Amelia 20
16 Istikhomah 14 41 Rusvita Efendi 19
17 Juwita Tri Septasari 20 42 Sherly Dwi KA 19
18 Khoirun Nisak 16 43 Siti Mutrofin ===
19 Khusniatin N 16 44 Siti Rosyidah 17
20 Lailatul M 17 45 45. Winda S. 18
21 Lailis Savitri 16 46 Wulan Indah C 22
22 Larastika DW 21 47 Yudhi Aprianto 19
23 Luluk Nuraini M 19 Total 824
24 M. Arifuddin 18 Jumlah Siswa 45
25 M. Nurul Burhani 19 Rata-rata 18,31

Tabel 4.4
Skor Hasil Tes Kelayakan MPP “SM”
Sebagai Media Pembelajaran
Siklus 2 (Kelas X-2)

No. Nama Siswa Skor No. Nama Siswa Skor
1 Ach. Rifai Romly 19 26 M. Syaifuddin 18
2 Ainul Latifah 23 27 M. Zainuddin 20
3 Ainur Rochmah 19 28 Machmud 17
4 Ali As’ad 18 29 Mita Pratiwi 20
5 Amri Yahya === 30 Moh. Nasrudin 22
6 Aridatul Saidah 18 31 Mufidatus S. ===
7 Aulia Akbar 20 32 Muthoyibatu Aw 24
8 Ayu Novieanthi 20 33 Najwa Farah S 22
9 Ayu Rizka 21 34 Nikmahatus R 17
10 Bagus Suprayogi 25 35 Nuril Hidayati 20
11 Eka Sussiani 21 36 Nurul Umami 23
12 Fadilah 20 37 R. Awaluddin Yusuf 18
13 Fathir Fathoni 19 38 Raisa Hakim 19
14 Futischatis F 20 39 Risaatul Lailiyah 19
15 Ginarti SW 20 40 Sholihatun 24
16 Iis Sugiyati 23 41 Siti Aisyah 18
17 Imroatul M 19 42 Siti Latifah ===
18 Istifadatul M 23 43 Ulfa Oktaviana 16
19 Izzati Choirina 23 44 Wildah Faiz PH 20
20 Khusniatur R 21 45 Yona Nus D ===
21 Latifati A Ch 20 46 Zumrotus S. 19
22 Lianatus S 19 Total 826
23 Lia Andriani 16 Jumlah Siswa 42
24 Lina Wayu Fitria 20 Rata-rata 19,64
25 M. Fanani SM 21

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap kelayakan MPP “SM” rata-rata skornya 18,31. Sementara itu dalam tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa tanggapan terhadap kelayakan MPP “SM” rata-rata skornya 19,64. Berdasarkan atas kriteria kelayakan media pembelajaran di atas MPP “SM” tergolong tinggi. Artinya, MPP “SM” memiliki kelayakan yang tinggi sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Data Hasil Tes Motivasi Belajar
Tes terhadap motivasi belajar siswa terdapat pada instrumen 04. Pada siklus 1 tes motivasi belajar diberikan kepada kelas X-4, dan pada siklus 2 tes motivasi diberikan kepada kelas X-2.
Adapun data hasil tanggapan kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 4.5
Skor Hasil Tes Motivasi Belajar Siswa
Siklus 1 (Kelas X-4)

No. Nama Siswa Skor No. Nama Siswa Skor
1 Achmad Nafi 22 26 M. Rachmanto 23
2 Adam Lukman F 22 27 M. Hardianto S 20
3 Aisyah Nurdeka 20 28 M. Irvan R 20
4 Alfiyah Nur K 21 29 M. Agung S 20
5 Aulia Alfi Ismi I 24 30 M. Azam Zur’ain 23
6 Ayu Rohmah P 18 31 Nashrulloh Ibadi 23
7 Chusnul Ch 19 32 Nita Apri Rosalina 20
8 Desi Dwi A 20 33 Nur Afifah 19
9 Dimas Dwi A 21 34 Nur Mayasari 22
10 Eka Retno O 21 35 Olvy Trismayuni 21
11 Fajar Adi P 19 36 Rani Rahmawati 17
12 Fitri Muttafaqoh 22 37 Ria Rilla R ===
13 Henik Nur A 21 38 Rina Puspita Ningsih 20
14 Hindriyani R 19 39 Risca Faiqotin 21
15 Ike Oktavianis 24 40 Rizky Amelia 21
16 Istikhomah 18 41 Rusvita Efendi 21
17 Juwita Tri Septasari 21 42 Sherly Dwi KA 20
18 Khoirun Nisak 20 43 Siti Mutrofin ===
19 Khusniatin N 18 44 Siti Rosyidah 20
20 Lailatul M 22 45 45. Winda S. 23
21 Lailis Savitri 19 46 Wulan Indah C 21
22 Larastika DW 24 47 Yudhi Aprianto 21
23 Luluk Nuraini M 21 Total 933
24 M. Arifuddin 19 Jumlah Siswa 45
25 M. Nurul Burhani 22 Rata-rata 20,73

Tabel 4.6
Skor Hasil Tes Motivasi Belajar Siswa
Siklus 2 (Kelas X-2)

No. Nama Siswa Skor No. Nama Siswa Skor
1 Ach. Rifai Romly 20 26 M. Syaifuddin 19
2 Ainul Latifah 22 27 M. Zainuddin 18
3 Ainur Rochmah 20 28 Machmud 17
4 Ali As’ad 20 29 Mita Pratiwi 20
5 Amri Yahya === 30 Moh. Nasrudin 22
6 Aridatul Saidah 20 31 Mufidatus S. ===
7 Aulia Akbar 20 32 Muthoyibatu Aw 22
8 Ayu Novieanthi 20 33 Najwa Farah S 22
9 Ayu Rizka 23 34 Nikmahatus R 22
10 Bagus Suprayogi 22 35 Nuril Hidayati 22
11 Eka Sussiani 20 36 Nurul Umami 24
12 Fadilah 22 37 R. Awaluddin Yusuf 19
13 Fathir Fathoni 21 38 Raisa Hakim 19
14 Futischatis F 20 39 Risaatul Lailiyah 21
15 Ginarti SW 20 40 Sholihatun 23
16 Iis Sugiyati 23 41 Siti Aisyah 20
17 Imroatul M 22 42 Siti Latifah ===
18 Istifadatul M 22 43 Ulfa Oktaviana 21
19 Izzati Choirina 19 44 Wildah Faiz PH 21
20 Khusniatur R 20 45 Yona Nus D ===
21 Latifati A Ch 21 46 Zumrotus S. 22
22 Lianatus S 19 Total 869
23 Lia Andriani 16 Jumlah Siswa 42
24 Lina Wayu Fitria 22 Rata-rata 20,69
25 M. Fanani SM 21

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X-4 rata-rata skornya 20,73. Sementara itu dalam tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X-2 rata-rata skornya 20,69.
Jadi, berdasarkan atas kriteria motivasi belajar di atas, maka motivasi belajar tergolong tinggi. Artinya, siswa kelas X memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran menyimak yang menggunakan MPP “SM”.

4. Data Hasil Tes Kemampuan Menyimak
Penelitian terhadap kemampuan menyimak siswa, dilakukan segera setelah menayangkan MPP “SM”. Pada siklus 1 dilakukan tes kemampuan menyimak pada kelas X-4 dan pada siklus 2 dilakukan pada kelas X-2.
Hasil kemampuan menyimak siswa dituliskan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.7
Skor Hasil Tes Kemampuan Menyimak
Siklus 1 (Kelas X-4)

No. Nama Siswa Skor No. Nama Siswa Skor
1 Achmad Nafi 66 26 M. Rachmanto 66
2 Adam Lukman F 86 27 M. Hardianto S 73
3 Aisyah Nurdeka 90 28 M. Irvan R 53
4 Alfiyah Nur K 73 29 M. Agung S 90
5 Aulia Alfi Ismi I 60 30 M. Azam Zur’ain 66
6 Ayu Rohmah P 73 31 Nashrulloh Ibadi 83
7 Chusnul Ch 73 32 Nita Apri Rosalina 86
8 Desi Dwi A 80 33 Nur Afifah 80
9 Dimas Dwi A 90 34 Nur Mayasari 73
10 Eka Retno O 70 35 Olvy Trismayuni 86
11 Fajar Adi P 73 36 Rani Rahmawati 66
12 Fitri Muttafaqoh 90 37 Ria Rilla R ===
13 Henik Nur A 66 38 Rina Puspita Ningsih 73
14 Hindriyani R 80 39 Risca Faiqotin 90
15 Ike Oktavianis 76 40 Rizky Amelia 96
16 Istikhomah 83 41 Rusvita Efendi 63
17 Juwita Tri Septasari 73 42 Sherly Dwi KA 90
18 Khoirun Nisak 73 43 Siti Mutrofin ===
19 Khusniatin N 66 44 Siti Rosyidah 80
20 Lailatul M 86 45 45. Winda S. 93
21 Lailis Savitri 76 46 Wulan Indah C 86
22 Larastika DW 93 47 Yudhi Aprianto 76
23 Luluk Nuraini M 76 Total 3431
24 M. Arifuddin 90 Jumlah Siswa 45
25 M. Nurul Burhani 70 Rata-rata 77,24

Tabel 4.8
Skor Hasil Tes Kemampuan Menyimak
Siklus 2 (Kelas X-2)

No. Nama Siswa Skor No. Nama Siswa Skor
1 Ach. Rifai Romly 86 26 M. Syaifuddin 83
2 Ainul Latifah 96 27 M. Zainuddin 90
3 Ainur Rochmah 93 28 Machmud 93
4 Ali As’ad 93 29 Mita Pratiwi 100
5 Amri Yahya === 30 Moh. Nasrudin 100
6 Aridatul Saidah 100 31 Mufidatus S. ===
7 Aulia Akbar 60 32 Muthoyibatu Aw 100
8 Ayu Novieanthi 100 33 Najwa Farah S 100
9 Ayu Rizka 100 34 Nikmahatus R 100
10 Bagus Suprayogi 100 35 Nuril Hidayati 93
11 Eka Sussiani 100 36 Nurul Umami 100
12 Fadilah 100 37 R. Awaluddin Yusuf 80
13 Fathir Fathoni 100 38 Raisa Hakim 100
14 Futischatis F 86 39 Risaatul Lailiyah 100
15 Ginarti SW 90 40 Sholihatun 100
16 Iis Sugiyati 100 41 Siti Aisyah 96
17 Imroatul M 100 42 Siti Latifah ===
18 Istifadatul M 100 43 Ulfa Oktaviana 100
19 Izzati Choirina 100 44 Wildah Faiz PH 100
20 Khusniatur R 100 45 Yona Nus D ===
21 Latifati A Ch 96 46 Zumrotus S. 93
22 Lianatus S 90 Total 3758
23 Lia Andriani 100 Jumlah Siswa 42
24 Lina Wayu Fitria 96 Rata-rata 89,47
25 M. Fanani SM 90

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa kemampuan menyimak siswa kelas X-4 pada siklus 1 rata-rata skornya 77,24. Sementara itu dalam tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa kemampuan menyimak siswa kelas X-2 pada siklus 2 rata-rata skornya 89,47.
Berdasarkan atas kriteria kemampuan menyimak di atas maka kemampuan menyimak siswa kelas X-4 tergolong baik, adapun kemampuan menyimak siswa kelas X-2 tergolong sangat baik.

Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa, disamping peningkatan kelayakan MPP “SM”. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari perbedaan perlakuan yang semakin disempurnakan (pada silus 2) dari perlakuan sebelumnya (pada siklus 1). Hal ini dapat dilihat pada bagan berikut.

Aspek Siklus 1 Siklus 2 Keterangan
Aktivitas Guru – membuka pembelajaran
– memberikan penjelasan
Awal – membuka pembelajaran
– memberikan penjelasan
awal – aktivitas sama
– aktivitas sama

– menugasi menyimak
terus menerus (45
menit)
– menugasi menulis 3
topik sekaligus (30
menit)
– menugasi menyimak per
topik (15 menit)
kemudian menulis (10
menit)
– perbaikan cara

– tidak menghimbau siswa
membuat catatan kecil
– menghimbau siswa
membuat catatan kecil
– perbaikan cara

– melakukan observasi
– menutup pelajaran
– melakukan observasi
– menutup pelajaran
– aktivitas sama
– aktivitas sama

Aktivitas Siswa – menerima penjelasan
Awal – menerima penjelasan
awal – aktivitas sama
– menyimak terus menerus (45
menit)
– menulis 3 topik sekaligus (30
menit) hasil simakan
– sebagian kecil siswa (20%)
membuat catatan kecil – menyimak bertahap (15 menit
menyimak dan 10 menit
menuliskannya) hingga 3
tahap
– sebagian besar siswa (88%)
membuat catatan kecil
– perbaikan cara
– perbaikan cara

MPP “SM” – space kosong di tengah
– background mestinya sama
setelah skip
– huruf statis monoton
– belum diberi autorun – space kosong di tengah sudah
diperbaiki
– membuat background sama
setelah skip
– huruf di blow effect
– diberi autorun
– perbaikan desain
media

Kelayakan MPP “SM” Skor rata-rata
18,31 Skor rata-rata
19,64 – peningkatan skor
rata-rata 1,33

Motivasi Siswa Skor rata-rata
20,73 Skor rata-rata
20,69 – perbedaan skor
rata-rata 0,04

Kemampuan Menyimak Skor rata-rata
77,24 Skor rata-rata
89,47 – peningkatan
Skor rata-rata
12,23

4.3 Interpretasi
Berdasarkan rangkaian penelitian hingga analisis data dapat diketahui bahwa :
(1) MPP “SM” dinilai tinggi kelayakannya sebagai media pembelajaran.
MPP “SM” ini dinilai layak berdasarkan hal-hal berikut :
a. Materi MPP “SM” sudah sesuai dengan silabus Kurikulum 2006 (KTSP)
b. Desain gambar, warna, tulisan, maupun komposisi suara dan filmnya sudah
baik
c. MPP “SM” mudah digunakan atau dipakai dalam pembelajaran
d. Navigasi menu-menu dan tombol dalam MPP “SM” sudah jelas dan tidak
membingungkan
e. MPP “SM” sudah komunikatif artinya mudah dipahami para siswa.
Bertolak hal tersebut berarti hipotesis tindakan 1 dapat dibuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“, siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo menilainya layak sebagai media pembelajaran.
(2) Berdasarkan analisis terhadap motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi yang tinggi. Bahkan dalam observasi terhadap aktivitas pembelajaran semua siswa (100%) terlibat aktivitas aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan hipotesis tindakan 2 dapat dibuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dapat memotivasi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.
(3) Berdasarkan analisis terhadap kemampuan menyimak menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yaitu rata-rata skornya 77,24 (tingkatan baik) pada siklus 1 meningkat menjadi rata-rata skor 89,47 (tingkatan sangat baik). Terjadi peningkatan skor rata-rata 12,23. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari adanya perbaikan dan peningkatan perlakuan dari siklus pembelajaran sebelumnya, melalui perbaikan MPP “SM” serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk membuat catatan kecil pada saat proses menyimak. Hal ini dapat membantu mengingat siswa terhadap materi yang disimaknya.
Berdasarkan hal itu maka hipotesis tindakan 3 dapat dibuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia “Sidoarjo Menangis“ dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari seluruh rangkaian penelitian sebelumnya akhirnya dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut.
1. Siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo menilai kelayakan tinggi terhadap MPP “SM” sebagai media membelajaran bahasa Indonesia.
2. Siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo memiliki motivasi tinggi pada saat pembelajaran bahasa Indonesia dengan topik menyimak rekaman berita televisi dengan menggunakan MPP “SM” sebagai media membelajaran.
3. Penerapkan MPP “SM” dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

5.2 Saran
Disamping mampu membentuk kompetensi siswa, pembelajaran memperhatikan hal-hal berikut:
1. Guru harus mengusahakan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan minat siswa dalan belajar
2. Media pembelajaran disamping gayut dengan topik pembelajaran perlu pula dinilai kelayakannya
3. Pada era ICT (Information Computer & Technology) banyak media pembelajaran dapat dihasilkan dengan bantuan komputer. Karena itu para guru perlu belajar dan menguasai teknologi pembelajaran berbasis komputer ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Chandra. 2005. Menu Interaktif Flah MX 2004. Palembang : Maxiikom.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fathoni, A.R. 1993. Pengembangan Komputer Pembelajaran (Unit II CIA). Surabaya University Press IKIP Surabaya.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Kurniawan, Yahya. 2006. Belajar Sendiri Macromedia Flash 8. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik : Penelitian Tindakan. Bandung : Alfabeta.
Mudhoffir. 2001. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mukminan. 2001. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Parera, Jos Daniel. 1997. Linguistik Edukasional. Jakarta : Erlangga.
Pramono, Andi. 2001. Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash 8. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Prayitno, E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta. Depdikbud.
Rachman, Saiful. dkk.. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : SIC & Dinas P dan K Provindi Jawa Timur.
Sardiman, Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suyatno.2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : SIC.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
———————. 1990. Teknik Pengajaran Ketrampilan Menyimak. Bandung : Angkasa.
———————. 1994. Menyimak : Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Uno, Hamzah B.. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara
Wiriatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Roskakarya.

 

Karya Tulis Museum Geologi Bandung

a

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1.  Latar Belakang

Museum Geologi merupakan salah satu objek studi tour yang diberikan oleh guru yang dijadikan oleh penulis sebagai bahan karya tulis.

Penulis memilih karya tulis ini karena merupakan objek yang bagus dan berdasarkan hasil observasi dan penelitian pada studi tour 2006. Karya tulis ini dibuat berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

a.       Mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan khususnya

b.      Penyelidikan, mengamati dan diamati sutu objek

c.       Penulisan dan keuletan dalam pembuatan karya tulis, serta untuk menganalisa dan menarik kesimpulan.


1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Untuk dapat lebih mengarah dan menempuh tujuan dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah karya tulis ini adalah :

1.      Pengertian Museum Geologi dan sejarah permukaan bumi serta kehidupan masa    lampau

2.      Ciri-ciri atmosfer dan manfaatnya

3.      Bentuk muka bumi

4.      Bentuk-bentuk batuan pada proses permukaan bumi

5.      Jenis-jenis hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau)

 

1.2.2 Perumusan Masalah

Agar untuk memudahkan pembahasan penulis membagi permasalahan dan bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1.      Pada tanggal berapa Museum Geologi berdiri dan diresmikan ?

2.      Sebutkan macam-macam perkembangan muka bumi hingga sampai sekarang !

3.      Lapisan-lapisan apa yang meliputi atmosfer ?

4.      Jenis-jenis fosil apa sajakah yang terdapat di Museum Geologi Bandung ?

5.      Bentuk benda-benda apa yang digunakan oleh manusia pada masa lalau ?

 

 

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian dalam perumusan karya tulis ini adalah :

1.      Sebagai salah satu tugas lintas mata mata pelajaran untuk sebagai nilai tambahan.

2.      Untuk dapat lebih memahami dan mendalami tentang analisis dari Museum Geologi

3.      Untuk menambah wawasan tentang kaidah yang terdapat di Museum Geologi.

 

1.4  Metode Penelitian

Metode yang disetujui dengan teknik Studi Kepustakaan dan Literatur. Yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis, baik berupa buku, diktat, dan media lainnya yang tentu ada kaitannya dengan masalah-masalah yang dibahas di dalam karya tulis ini.

 

1.4  Sistematika Penulisan   

a.         Bab I Pendahuluan

b.         Bab II Pembahasan

c.         Bab III Kesimpulan dan Saran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1    Museum Geologi

2.1.1        Pengertian

Museum Geologi pertama kali diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929 Masehi, awalnya museum ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi hasil penyelidikan geologi yang dilakukan oleh para ahli yang dikomandoi oleh pemerintah Belanda pada zaman dahulu.

 

 

2.1.2        Jumlah Pengunjung

                    Dari tahun 1969samapi tahun 1998 Museum Geologi pengunjung pun terus meningkat jumlahnya, 85 % terdiri dari pelajardan mahasiswa yang ingin menambah ilmu pengetahuannya dalam bidang geologi atau sejenisnya, karena pada sistem peragaan yang disusun pada tahun 1929 kurang informatif, maka mulai tahun 1993 dijajagi proyek kerjasama dengan pemerintah Jepang dengan pengembangan museum geologi proyek kerjasama saat ini diselesaikan pertengahan yaitu pada bulan Agustus 2002 dan diresmikan tanggal 22 Agustus 2002.

 

2.2    Sejarah Perkembangan Muka Bumi

2.2.1        Pengertian

Bumi terbentuk dimulai 4.60.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa perkembangan samapi terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan radioaktif dan hujan mikroit. Masa tersebtu disebut masa Arkeozaikum yang berakhir 2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak bumi.

Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang berkembang menjadi protokinten. Batuan masa ini ditemukan dibagian dunia yang berumur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa ganggang dan bakteri yang dibuktikan dengan ditemukan posil Iyanobacteria dan Stromatin (3.500.000.000 tahun).

Masa protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu). Masa ini mulai terjadi perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks. Masa Arkeizonikum dan Protozoikum dikenal dengan masa Prokambium.
Masa Paleozonikum dibagi menajdi 6 zaman sebagai berikut :

1.      Zaman Kambrium (590 juta – 500 juta tahun yang lalu)

Bumi masih berbentuk lautan penuh dengan daratan yang disebut dengan Ondwana yang merupakan cikal bakal pulau / negara India, Afrika, sebagian Asia, AustraliaAntartika danlain-lain.

2.      Zaman Ordovisium (500 juta – 440 juta tahun yang lalu)

Daratan Gonswana masih menutupi celah-celah samudra, meluapnya samudra dan terjadinya zaman es adalah peristiwa yang terjadi pada masa ini.

3.      Zaman Selur (440 juta – 410 juta tahun yang lalu)

Terjadi pembentukan kereta pegunungan yang melintasi daerah yagn sekarang kita kenal sebagai daerah Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara.

 

 

4.      Zaman Devon (410 juta -360 juta tahun yang lalu)

Menyurutnya samudra hingga menyebabkan benua raksasa Gondwana daerah Eropa Timur dan Greenland terjadi pada masa ini.

5.      Zaman Karbon Kwali (360 juta – 260 juta tahun yang lalu)

Terjadinya penyatuan benua dan membentuk daratan yang iklim daerahnya tergantung pada letak geografis dan astronomisnya masing-masing.

6.      Zaman Perme (260 juta – 250 juta tahun yang lalu)

Benua pangea bergabung bersama membentuk daratan, air mulai menyurut karena terjadi pembentukan di daerah Antartika dan Afrika yang menyebabkan terjadinya iklim kering gurun pasir di daerah utara.

Masa Mesozoikum terbagi 3 zaman sebagai berikut :

1.      Zaman Tiras (250 juta – 210 juta tahun yang lalu)

Benua Pangea bergerak ke arah utara dan daerah gurun terbentuk lembaran es di daerah selatan mulai mencair ke celah-celah antar benua mulai terbentuk di Pangea.

2.      Zaman Jura (210 juta – 140 juta tahun yang lalu)

Benua Pangea terpecah yaitu darata yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara memisahkan diri dari daratan Afrika. Selain itu, daratan Amerika Selatan memisahkan diri dari daratan Antartikan dan Australia.

3.      Zaman Kapur (140 juta – 65 juta tahun yang lalu)

Negara India terlepas dari Afrika daratan utamanya menuju daerah Asia dan terbentuklah iklim sedang di daerah India.

 

 

 

Masa Konozoikum menjadi 6 zaman yaitu :

1.       Kala Paleosin (67 juta – 56,7 juta tahun yang lalu)

Awal munculnya pemakan rumput, primata, burung dan sebagian reptil. Kala ini ditandai dengan kegiatan magma secara intensif, busur lava yang besar dan hujan meteroid.

2.       Kala Eosen (56,7 juta – 35,5 juta tahun yang lalu)

Daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudra melebar yang menyebabkan permukaan air laut merendah.

3.       Kala Oligasen (35,5 juta – 24 juta tahun yang lalu)

Daratan kian lua, lautan menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara luas di daerah Amerika dan daerah Eropa mulailah terbentuk pada kala Oligosen ini.

4.        Kala Miosen (24 juta – 5 juta tahun yang lalu)

Pada kala ini padang rumput semakin meluas, hutan semakin berkurang.

5.       Kala Pliosen (5 juta – 1,8 juta tahun yang lalu)

Sejumlah besar tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin.

6.       Kala Plestosen (1,8 juta – 0,01 juta tahun yang lalu)

Kala ini dikenal sebagai zaman es karena pada zaman ini terjadi beberapa kali Glasisasi.

Pada zaman ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika, Utara, Asia Utara ditutupi oleh es, begitu pula pegunungan Alpen, Himalaya dan Cherpathia, iklim bumi benar-benar lebih hangat.

 

2.2.2        Ciri-ciri Atmosfer dan Manfaatnya

Atmosfer berasal dari kata Atmos yang berarti uap atau gas dan spahira atau Sphere yang berarti bola jadi, atmosfer adalah masa udara yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfer ini penting untuk melindungi bumi dari pemanasan dan pendinginan yang berlebihan serta meteor-meteor dan sebagainya.

Di dalam atmosfer terdiri dari gas-gas atau zat-zat yang makin tinggi lapisan udara itu makin tipis. Unsur utama yang dominan adalah nitrogen ((N2) sebanyak 78 %, oksigen (O2) 21 %, Argon (Ar) 1 %dan karbondioksida (CO2) 0,03 %.

Nitrogen (N2) dalam atmosfer merupakan unsur yang tidak mudah bergabung dengan unsur lain, sehingga hanya sedikit yang dimanfaatkan oleh tanah dan tumbuh-tumbuhan. Sementara itu oksigen (O2) merupakan unsur yang aktif dan mudah bersenyawa dengan unsur lain. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelapukan oksigen pada tanah dan dimanfaatkan untuk bernafas pada mahluk hidup.

Argon merupakan unsur yang tidak begitu penting dalam proses alam karbondioksida (CO2) meskipun sedikit merupakan unsur yang snagat penting karena sangat menyerap panas matahari yang berguna bagi tumbuh-tumbuhandan proses fotosintesis yaitu mengubah zat mata menjadi karbohidrat.

Atmosfer mempunyai lapisan-lapisan yang meliputi sebagai berikut :

a.       Troposfer (troposphere)

1.      Ketinggiannya tidak sama yaitu sebagai berikut :

a.       di daerah kutub tingginya antara 0 – 8 km dml (dari muka bumi)

b.      di daerah khatulistiwa, tingginya antara 0 – 16 km dml

c.       tinggi rata-rata lebih kurang 12 km dml

2.      Masa udara didilapisi paling rapat. Kandungan zat dan gas paling kompleks, lebih kurang 80 % dan kandungan zat serta gas seluruhnya terdapat di lapisan trosfer.

3.      Karakteristik suhu di lapisan ini makin tinggi udara yangnaik suhu udaranya semakin rendah sampai zona suhu terendah batas trosfer dengan stratosfer mencapai 600 C. Lapisan masa udara terdingin inilah disebut zona tropopause. Sebaliknya geraak masaudara naik setiap 100 meter, suhu turun rata-rata 50 C. berdasarkan karakteristik suhu udara inilah troposper menjadi ruang tempat terbentuknya proses cuaca yang berpengaruh terhadap kehidupan mahluk hidup di permukaan bumi. Proses-proses cuaca seperti hujan, angin, awan dan sebagainya terjadi pada lapisan ini.

b.      Atratosfer (stratosphere)

1.      Ketinggiannya antara 15 – 55 km di muka laut.

2.      Masa udara di lapisan ini tidak serapat masa udara di lapisan troposfer. Di lapisan bagian atas yaitu di sekitar batas stratosfer dengan mesofer (zona stratopause) merupakan konsentrasi gas ozon (O2) paling besar. Konsentrasi gas ozon di lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bumi karena unsur-unsur matahari, seperti sinar gamma, sinar x, untraviolet dan infra merah dinetralisir oleh O3. oleh karena itu, unsur-unsur radiasi matahari sampai ke permukaan bumi tidak membahayakan kehidupan mahluk hidup.

3.      Suhu udara dari tropopause samapi stratopause meningkat dari 620 C hingga mencapai 00 C akan tetapi dan stratopause terus menurun sampai -10 0 C di zona misofer.

c.       Mesoder (mesosphere)

1.      Ketinggiannya antara 55 – 75 km

2.      Suhu udara di lapisan inimenurun tajam hingga mencapai -1000 C. Batu-batu meteorit yang bergerak berasal dari ekssosfer menembus atmosfer (akibat gravitasi bumi). Dilapisan mesofer batu meorit dihimpit oleh masa udara yang dingin. Akibatnya, terbakar dan hancur sebelum menyentuh muka bumi jadi, mesofer berfungsi sebagai pelindung bumi dari benturan-benturan batuan meteorit.

d.      Termosfer (thermosphere)

1.      Ketinggiannya dari 75 km sampai ketinggian yang belum diketahui.

2.      Lapisan paling bawah dari termosfer ini disebut dengan ionosfer. Di lapisan ionosfer ini ketinggiannya antara 75 – 375 km dan merupakan ruang tempat proses ionisasi atau pembentuakn gas ion yang bermuatan listrik positif. Akibatnya, suhu di lapisan ini tinggi. Pada ketinggian 375 km suhunya naik sampai 1.0100 C dan pada ketinggian 480 km suhunya mencapai 12000 C. Di lapisan ini aurora (cahaya kutub) terlihat bergemerlap.

 

 

2.2.3        Bentuk Muka Bumi

Bentuk muka bumi ini tidak rata atau bergelombang, terdiri dari daratan dan dasar laut. Dasar lautan adalah muka bumi yang lebih rendah daripada daratan. Dasar lautan menjadi tempat menggenangnya air.

a.       Bentuk muka Bumi di Daratan

Daratan adalah bentuk muka bumi yang timbul di atas permukaan laut atau lautan. Daratan tersebut berupa benua danpulau. Ketinggiannya 0 meter – 9.000 meter dari permukaan laut.

1.      Daratan rendah pantai, tingginya antara 0 m – 200 m diatas permukaan laut.

2.      Daratan tinggi, meliputi sebagai berikut :

*      Pegunungan rendah, tingginya antara 201 m – 500 m diatas permukaan laut

*      Pegunungan menegah, tingginya antara 501 m – 1.500 diatas permukaan laut

*      Pegunungan tinggi, tingginya lebih dari 1500 m diatas permukaan laut.

*      Gunung yaitu bagian dari puncak pegunungan yang tingginya beragam. Gunung-gunung berpuncak tinggi umumnya dijumpai di daerah pegunungan tinggi dan dijumpai di pegunungan menengah.
Lembah, ngarai, bukit dan plato. Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah, letaknya diantara lereng-lereng kaki pegunungan, gunung atau bukit. Lembah yang curam, dalam, dan memanjang disebut ngarai atau cayon. Disepanjang ngarai, hampir selalu terdapat sungai. Negara sering dijumpai di daerah muka bumi bentuk grabon. Grabon terbentuk dibagian puncak pegunungan lipatan yang patahdi Indonesia graben banyak dijumpai di bagian-bagian pegunungan misalnya patahan semangko Usumatera) yang panjangnya 1650 km.
Bukit adalah gunung kecil disebut juga perbukitan umum terdapat di sekitar lokasi pegunungan rendah dan pegunungan menengah. Plato (plateu) adalah bagian muka bumi yang relatif datar dan tingginya melebihi 700 m di atas permukaan laut.

b.      Daratan dan potensinya bagi kehidupan

c.       Setiap ragam bentuk daratan mempunyai fungsi atau potensi menopang kehidupan manusia. Lebih-lebih jika bentang daratan ini memiliki iklim yang baik, seperti di bumi nusantara kita. Iklim dikatakan baik apabila curah hujannya cukup banyak dan temperatur udara sedang. Dengan demikian memungkinkan tumbuh suburnya aneka jenis tumbuh-tumbuhan serta hidupnya aneka jenis hewan. Iklim dikatakan kurang baik jika temperatur udara terlampau rendah (sangat dingin) atau terlampau tinggi dan jarang sekali turun hujan.

Daratan pulau- pulau di Indonesia terbentuk lahan asal struktural dan lahan asal vulkanik. Indonesia beriklim laut muson tropik yang bersuhu tinggi dan bercurah hujan banyak. Akibatnya bagian terluas daratan pulau-pulau tertutup vegetasi yang berpopulasi besar.

2.2.4        Bentuk-bentuk Batuan pada Proses Permukaan Bumi

Bentuk batuan pada proses permukaan bumi, dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a.       Batuan beku ialah batuan yagn terjadi karena magma yang berupa zat cair

pijar mengalami pendinginan dan menjadi beku

1.      Batuan beku dalam (plutonik atau abisik), tempat pembekuan di saluran magma di bagian dalam trosfer (di dalam bumi).

2.      Batuan beku yang atau kordio, tempat pembekuannya di saluran magma (diatrema).

3.      Batuan beku luar atau lelehan, tempat pembekuannya permukaan bumi.

Tabel contoh batuan beku :

*    Batuan beku dalam Batuan beku gang / kerok Batuan beku luar

*    Diorit

*    Diorit kwarsa

*    Gabro

*    Granit

*    Sieris Aplidioris

*    Apli-Spessafer

*    Odinit

*    Porfit – diorit

*    Porfit – granit

*    Porfit – sierit Andesis

*    Basalt

b.      Batuan Sedimen (endapan) ialah batuan yang diangkut oleh aliran air, angin atau cairan gletser kemudian diendapkan di tempat ini. Akibat proses diagenesis (gaya kimia dan fisis) batuan sedimen menjadi keras.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut :

1.      Batuan sedimen klasik, yaitu sedimen yang susunan kimianya sama dengan bahan asal. Ketika diangkut hanya mengalami penghancuran dari besar menjadi kecil misalnya, kerikil, pasir, lumpur (berasal dari batu-batu besar di gunung, masuk ke sungai lalu terbawa air dan saling membentuk dan akhirnya menjadi kecil, susunan kimianya masih sama dengan batuan asal).

2.      Batuan sedimen kimiawi, yaitu sedimen yang terjadi karena proses kimia pelarutan, penguapan dan oksidasi. Misalnya batu gamping (CaCO2) menjadi larutan air kapur (HCO3) yang disebabkan oleh air hujan yang mengandung CO2.

3.      Batuan sedimen organik, yaitu sedimen yang terjadi selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu bisa rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut, seperti kerang, terumbu karang, turang belulang, kotoran burung (guano) yang menggunung di perut dan lapisan humus di hutan.

c.       Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya batuan sedimen dibagi menjadi 4 yaitu :

1.      Batuan sedimen aeolik (aerik) adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga angin yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain. Misalnya tanah las.

2.      Batuan sedimen akualik adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air mengalir yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya breksi dan konglonurat.

3.      Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga gletser (es) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya morena yang berasal dari lelereng gunung yang terbawa gletser dan diendapkan di kaki gunung.

4.      Batuan sedimen marin, yaitu batan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air laut (gelombang dan arus) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya pasir putih dan pasir besi di pantai.

Beberapa macam lingkungan tempat sedimen klestik diendapkan sebagai berikut :

a.       Lingkungan aluvial, yaitu lingkungan sungai misalnya endapan pasir di dasar dan keldian dan alur sungai.

b.      Lingkungan dulta, yaitu muara sungai misalnya macam-macam delta (pasir dan lumpur)

c.       Lingkungan gurun, misalnya gurun pasir

d.      Lingkungan glasial (daerah es) misalnya timbunan morena

e.       Lingkungan laut dangkal, misalnya sisa organisme laut, terumbu karang dan endapan lumpur dari darat.

d.      Bantuan Metamorf (malihan atau berubah sifat) ialah bantuan beku atau sedimen yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat (metamorfosis) penyebabnya adalah suhu atau tekanan yang meningkat dan adanya penanmbahan zat lain ke dalam batuan asal.

Ada beberapa macam metamorfosis yaitu :

1.      Metamorfosis termal atau kontak atau sentuh yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena perubahan suhu misalnya marmer, batu kapur dan antrosit terjadi dari batu bara.

Metamorfosis kemal terdiri :

a.       Pyrometamorfosis yaitu proses batuan yang sangat tinggi, misalnya marmer dan anteasit

b.      Pneumatolysis, yaitu proses batuan metamorf terbentuk karena gas dari magma yang sedang naik dapat mengubah batuan sekeliling dan bentuk mineral batu misalnya, pembentukan biji timah dan bangka.

c.       Hidrotermal, yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena larutan panas bakar gas yang memprosesnya. Misalnya andesit diubah menjadi propilit.

2.      Metamorfosis dinamo, yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena adanya perubahan tekanan misalnya, batu sabah dan batu bara.

3.      Metamorfosis regional, yaitu proses batuan-batuan metamorf yang terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersama-sama misalnya batuan genesis, sabah, dan serpih.

2.3    Kehidupan pada Masa Lampau

2.3.1        Pengertian

Kehidupan masa lampau biasa berhubungan dengan sejarah yang berartikan untuk unsur pengertian yaitu sejarah sebagai suatu peristiwa, sejarah sebagai peristiwa, sebagai ilmu serta sebagai seni.

Sejarah sebagai peristiwa adalah sejarah yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau. Dalam pengertian ini, kata “sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat” sangat penting sebab segala sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan hubungan dan kehidupan masyarakat bukanlah sejarah, selanjutnya kata “masa lampau” karena suatu kehidupan atau peristiwa yang terjadi pada hari bukanlah sejarah.

Sejarah sebagai kisah adalah peristiwa sejarah yang dikisahkan kembali atau diceritakan kembali sebagai hasil rekonstruksi atau sejarah (sejarahwan) terhadap sebagai periwtiwa, contohnya sebagai buku hasil penelitian.
Sejarah sebagai ilmu adalah serangkaian langkah (prosedur) yang harus ditempuh oleh peneliti sejarah dalam menyusun kembali (merekonstruksi) susunan peristiwa sejarah.

Sejarah sebagai seni yaitu, suatu sejarah yang berkaitan dengan suatu kaidah dankemudahanbahasa. Oleh karena itu seniman-seniman karya sejarah (historyography) tidak hanya dipandang sebagai karya ilmiah, tetapi juga karya seni. Di dalam sejarah terdapat hasil-hasil peninggalan-peninggalan , bagaimana yang disebutkan sebagian peninggalan zaman dulu yang tentunya di museum geologi.

2.3.2        Jenis-jenis Hasil Peninggalan pada Zaman Sejarah (masa lampau)

a.       Di Museum Geologi ini terdapat berbagai hasil-hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau) diantaranya fosil dan benda-benda hasil peninggalan zaman dulu.

1.      Fosil
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya. Fosli manusia purba yang ada disini yaitu :

a.       Meganehtropus Palaeojavanicus

Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.

 

b.      Phylecanthropus Erectus

Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm.

c.       Homosapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 – 1450 cm.

Disini juga terdapat fosil hewan dan tumbuhan diantaranya :

1.      Elephas Maximus

2.      Bovid

3.      Corvus 59 B

4.      Fosil daun

5.      Cypirinis Carpio

6.      Phyton Retigulanus

Akan tetapi tidak kami jelaskan, hanya sebagian diantaranya :

a.       Fosil Phyton Reugulatius, dan

Fosil ini merupakan fosli ular yang ditemukan di Indonesia, Ciharaman kabupaten Bandung. Diameter 5 m. Morfologinya mendekati jenis phyton rehtulatus, diperkirakan umurnya 30.000 – 40.000 tahun yang lalu.

b.      Elephand Maximus

Fosil gajah yang rahang bawahnya merupakan terlengkap jenisnya di Indonesia (saudara imam) pada waktu menggali sumur di rumahnya 16 Mei 2002 (teredap dalam batu pasir konglomerat 20.000 – 30.000 tahun yang lalu

 

2.      Alat atau Benda pada Masa Lampau

Pada masa lalu manusia mempunyai berbagai alat yang digunakan sebagai kehidupannya sehari-hari yaitu :

a.       Alat batu, yaitu suatu alat yang terbuat dari bebatuan. Ragam alat batu diantaranya :

1.      Kapak Penimbas (Chopper)

2.      Serut genggam (Sropper)

3.      Kapak penerak (Chopping tool)

4.      Pahat genggam (hand adec)

5.      Kapak genggam awai (Proto hand axe)

b.      Alat serpih

Adalah perkakas yang digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk. Alat ini digunakan sebelum mengenal tulisan yakni digunakan sebagai mengupas, memotong atau juga menggali sejenis umbi-umbian.

c.       Alat tulang

Adalah perkakas yang bahan dasarnya terbuatdari tulang binatang. Tulang-tulang ini dibentuk dari tulang hewan hasil buruan, biasanya sebelum digunakan sebagai alat biasa dibentuk sesuai kebutuhan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 

3.1         Kesimpulan

Museum geologi merupakan tempat dari hasil peninggalan-peninggalan pada zaman dulu yang baik sebagai tempat ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh kalangan pelajar.

Permukaan bumi merupakan hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendapat perubahan dari zaman ke zaman.

 

3.2         Saran

Bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat umumnya dengan adanya Museum Geologi atau tempat sejenisnya agar dijaga kelestariaannya serta adanya perkembangan agar pada waktu kelak nanti para generasi penerus bisa mengetahuinya.
Permukaan bumi perlu dijaga dan dilestarikan agar alam tidak marah.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 


Tohardi, st. M. 1991. Sumberdaya Alam Indonesia. Yogyakarta : Khusus
Pendalaman Materi Geografi. Fakultas Geografi. UGM.

Verstappen, H Th 1997 Geomorfologi. Bandung : Balai Pendidikan Guru.

Visser, S.W. Terjemahan Darsan Martadarsana. 1952 Ilmu Bumi Alam. Jakarta :

JB Walterd, Groningen.

Ali, R, Moh. 1975. Sejarah Jawa Barat, Pandangan Filsafat Sejarah. Proyek
Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa Barat.
Suhamiharja, Drs. Agra Suhandi. 1997. Pola Hidup Masyarakat Indonesia.
Fakultas sastra UNPAD. Bandung.

JURNAL/LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1         Latar Belakang

Setiap kendaraan bermotor baik mobil/motor pasti terdapat sistem kelistrikan di dalamnya. Diantaranya sistem pengisian, pengapian, penerangan, dan starter. Sistem pengisian di sini berfungsi untuk mengisi yang telah digunakan, sehingga arus pada baterai kembali terisi penuh.

Sistem pengisian harus dapat berfungsi dengan baik karena bila tidak maka arus pada baterai akan berkurang dan bias menyebabkan terjadinya kesukaran dalam sistem starter.

Oleh karena itu sistem pengisian harus bekerja dengan sempurna agar dalam sistem kelistrikan pada kendaraan bermotor tidak terjadi gangguan dalam pengoperasiannya.

1.      Dengan melakukan perawatan secara rutin pada sistem pengisian baterai yang meliputi : level air accu, regulator, alternator, dan kabel-kabel maka akan mempermudah sistem starter dapat berfungsi dengan baik.

2.      Dengan perawatan yang tepat pada sistem pengisian maka dapat memungkinkan kendaraan selalu dalam kondisi prima dan siap pakai.

3.      Dengan melakukan perawatan secara periodik pada sistem pengisian sehingga dapat memperpanjang usia pemakai kendaraan dan akan menghemat biaya operasional secara keseluruhan.\

 

1.2         Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Prakerin adalah sebagai barikut:

1.      Untuk syarat kelulusan siswa SMK.

2.      Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan pada dini siswa.

3.      Untuk menambah alat praktek di laboratorium otomotif SMK Bina Patria 2 Sukoharjo.

4.      Untuk membantu adik-adik kelas dalam belajar terutama pada saat melakukan praktek.

 

1.3         Sistematika Laporan

SAMPUL DEPAN

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKATA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I      PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Tujuan Praktik Kerja Lapangan

C.     Sistematika Laporan

BAB II    PROSES PRODUKSI/JASA

A.    Uraian Teori

B.     Alat dan Bahan

C.     Gambar Kerja

D.    Proses Pengerjaan

E.     Hasil yang Dicapai

F.      Perhitungan

BAB III   TEMUAN

BAB IV   PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

BAB II

PROSES PRODUKSI/JASA

 

2.1     Uraian Teori

          Uraian teori telah terlampir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Waktu dan tempat pelaksanaan

1.      Waktu                         : 1 Juli 2011 s/d 30 Agustus 2011

2.      Tempat pelaksanaan   :

 

2.2    Alat dan Bahan

2.2.1   Alat

No.

Nama Alat

Spesifikasi

Satuan

Jumlah

Pemilik

1.

Mesin las

Standard

Buah

1

Sekolah

2.

Kunci pas/ring 1 set

Standard

Buah

14

Sekolah

3.

Tang

Standard

Buah

1

Sekolah

4.

Tang potong

Standard

Buah

1

Sekolah

5.

Obeng (+) dan (-)

Standard

Buah

2

Sekolah

6.

Test pen

Standard

Buah

1

Sekolah

7.

Multitester

Standard

Buah

1

Sekolah

 

2.2.2   Bahan

No.

Nama Alat

Spesifikasi

Jumlah

Satuan

1.

Accu

12 v/45 AH

1

Buah

2.

Regulator

Standard

1

Buah

3.

Alternator

Standard

1

Buah

4.

Kunci kontak

4 terminal

1

Buah

5.

Kabel accu

Minimal 4 mm

2

Meter

6.

Lampu CI + G

Standard

1

Buah

7.

Kabel

Various Color

12

Meter

8.

Sekring fuse

Standard

1

Buah

9.

Mur/baut

12 dab 14 mm

10

Buah

 

 

LAPORAN KARYA WISATA KE JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.      Tujuan Study Wisata

 

Tujuan Study wisata yang diadakan oleh SMP N 3 Mojolaban yang dilaksanakan oleh siswa kelas VIII ini sangat bermanfaat dan bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang tinggi dan tambahan ini bagi siswa, maka diadakan study wisata selain itu untuk menambah karya tulis guna melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional.

 

B.       Peserta

 

Peserta yang mengikuti kegiatan study wisata ini adalah kelas VIII, dan sebagian kelas VIII yang lain mengikuti study wisata ke Sangiran. Serta para guru pembimbing juga mengikuti kegiatan ini dalam rangka mendampingi siswa kelas VIII dalam berwisata dan membimbing dalam pembuatan laporan karya tulis sebagai persyaratan dalam mengikuti Ujian Nasional.

 

C.       Waktu Pelaksanaan

 

Dilaksanakan study wisata ini pada akhir semester II, sebagian kelas VIII pergi ke Sangiran dan yang lain pergi ke Jakarta yang dilaksanakan pada tanggal 11 Desember sampai 13 Desember 2011.

 

D.      Obyek / Tempat Study Wisata

 

Tempat study wisata adalah ke Taman Impian Jaya Ancol, kemudian ke Lubang Buaya, dilanjutkan ke TMII dan yang terakhir ke PP IPTEK (Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

BAB II

PELAKSANAAN STUDY WISATA

 

 

A.      Persiapan

Sebelum para siswa berangkat ke Jakarta, para siswa berkumpul di kelas masing-masing tepat pada pukul 12.00 siang sekalian untuk di data dan diawali acara pengarahan dai Bapak Kepala Sekolah SMP N 3 Mojolaban serta para guru pembimbing.

B.       Pemberangkatan

 

C.       Perjalanan Menuju Obyek

 

D.      Kegiatan di Obyek Wisata

 

E.       Perjalanan Pulang

LAPORAN STUDY WISATA SMP NEGERI MOJOLABAN KE JAKARTA Tahun 2011/2012

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Tujuan Study Wisata

          Tujuan Study Wisata yang diadakan SMP N 3 Mojolaban dan dilaksanakan oleh sebagian siswa kelas 8. Karya Wisata ini sangat bermanfaat karena menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dan melatih kemandirian.

 

B.     Peserta

          Peserta yang mengikuti Study Wisata kelas 8 A – 8 G yang sebagian tidak ikut, serta guru pendampingnya.

 

C.    Waktu Pelaksanaan

          Study Wisata ke Jakarta ini dilaksanaan pada hari Minggu 11 Desember 2011.

 

D.    Obyek/Tempat Study Wisata

          Tempat Study Wisata adalah TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), PP Iptek (Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), TMII (Taman Mini Indonesia Indah)


 

BAB II

PELAKSANAAN STUDY WISATA

 

A.      Persiapan

          Sebelum berangkat Study Wisata ke Jakarta, para siswa berkumpul di ruang masing-masing untuk diabsen serta diberi pengarahan setelah itu kami semua masuk ke no bis kita masing-masing. Setelah itu kami diabsen setelah selesai kami berangkat.

 

B.       Pemberangkatan

          Semua siswa yang ikut Study Wisata ke Jakarta yang berangkat pukul 13.00 dan di perjalanan kami bernyanyi, tidur, bersendau gurau bersama teman-teman dan melihat pemandangan yang indah membuat hati menjadi senang dan kita berhenti di rumah makan untuk makan dan sholat setelah itu selesai kita semua melanjutkan perjalanan, dan sampai Jakarta dan selamat.

 

C.      Perjalanan Menuju Obyek Wisata

          Pada pukul 03.30 kami berhenti di Rumah makan setelah itu kami berangkat menuju TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), lalu ke Lubang Buaya lalu PP Iptek dan berakhir di TMII.

 

D.      Kegiatan di Objek Wisata

1.      TIJA (Taman Impian Jaya Ancol)

        Di Taman Impian Jaya Ancol kita semua dapat melihat berbagai macam jenis ikan-ikan yang langka dan hamper punah.

 

2.      Lubang Buaya

        Di Lubang Buaya tidak seperti wisata lain. Karena di Lubang Buaya aku merasa terharu alngkah kejamnya penjajah dan kita harus menghormati para pahlawan serta kita harus meniru semangat para pahlawan serta kita harus meniru semangat para pahlawan karena kita sebagai generasi muda kita tidak boleh Drop.

 

3.      PP Iptek

        Di dalam PP Iptek kita dapat melihat berbagai macam alat peraga teknologi yang belum kita jumpai dan tidak lupa kami untuk mencobanya. Di PP Iptek kami semua dapat pengetahuan dan wawasan.

 

4.      TMII

        Di dalam Objek Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kita dapat melihat berbagai macam rumah adat Indonesia yang sangat sederhana dan bagus serta kita dapat mencoba berbagai macam wahana permainan yang menantang dan mengerikan dan disana banyak taman yang indah.

 

5.      Perjalanan Pulang

        Setelah semua tempat wisata yang telah kita kunjungi kita segera pulang menuju SMP N 3 Mojolaban. Di perjalanan pulang kita mampir ke Restoran untuk makan dan mandi tidak lupa sholat setelah selesai kami membeli oleh-oleh setelah itu kami bergegas pulang karena badan sudah capek kita di dalam Bus tidur sangat nyenyak. Di jalan banyak kendaraan macet. Kami sampai di SMP N 3 Mojolaban pada pukul 07.30 disana banyak orang tua menjemput anaknya untuk pulang ke rumah masing-masing.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

          Karya Wisata ini, dapat manambah wawasan dan pengetahuankita semua dan menambah pengalaman serta kemadirian.

 

B.       Saran

          Kekayaan alam Indonesia sangat beraneka ragam, maka wajib kita jaga dan melestarikannya supaya anak cuu kita bisa menikmatinya.

MONUMENT PERJUANGAN RAKYAT BALI

                            MONUMENT PERJUANGAN RAKYAT BALI    

1.1              Latar Belakang 

Perjuangan dalam merebut kemerdkaan dari penjajah Belanda terjadi hampir diseluruh wilayah Republik Indonesia. Tekanan dan penindasan yang dilakukan secara sewenang-wenang oleh pihak Belanda telah memunculkan berbagai pemberontakan dibeberapa wilayah kerajaan maupun kesultanan yang berada dibawah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia. Namun dengan mudah pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh pihak Belanda dengan siasat “devide et impera” yaitu dengan memecah belah kekuatan kerajaan atau kesultanan dengan taktik mengadu domba diantara keluarga raja dengan raja, raja dengan rakyat, dan rakyat dengn rakyat.

Pulau Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan belanda, antara lain yang terkenal adalah Perang Jagaraga tahun 1848-1849 di Buleleng, Perang Kusamba tahun 1849, Perlawanan Rakyat Banjar tahun 1868, Perang Puputan Badung tahun 1906 yang dilancarkan oleh Raja Badung, Puputan Klungkung tahun 1908 dan juga Perang Puputan Margarana di Desa Margatabanan yang dilakukan oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta Laskar Ciung Wanara  yang telah melakukan perang habis-habisan (puputan) melawan Belanda pada tahun 1946.

Perjuangan tersebut meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat Bali, sehingga untuk mengenang jasa-jasanya didirikanlah monumen, nama jalan, nama lapangan terbang, dan sebagainya. Pemberian penghargaan atas jasa beliau tersebut semata-mata karena Beliau telah memberikan tauladan kepada generasi muda dalam perjuangan membela kemerdekaan yang dilakukan tanpa pamrih. Perhatian pemerintah terhadap jasa para pejuang di Bali diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monumen agung yang berlokasi di area Niti Mandala, denpasar dikenal dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

Apa yang disajikan dalam monumen ini, adalh untuk mengenang kembali seluruh perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun setelah kemerdekaan, diharapkan pula bahwa monumen ini juga akan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan apresiasi generasi muda dalam menghayati nilai-nilai patriotik yang ditunjukan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dalam membela harga diri dan martabat bangsanya tanpa pernah mengharapkan balas jasa.

Yang membanggakan dari pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini adalah seorang generasi muda bernama Ida Bagus Gede Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan Arsitektur, Falkultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar.beliau berhasil memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat bali yang dilakukan pada tahun 1981 dengan menyisihkan para arsitek seniornya yang ada di Bali.

Setelah diadakan penyempurnaan rancangan dan gambar, pada bulan agustus 1988 melalui aggaran pemerintah daerah propinsi bali dilakukan peletakan batu pertama, sebagai tanda dilakukan pembangaunan monumen. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan karena terjadi depresiasi uang rupiah di tahun 1997, akhirnya monumen inin dapat diselesaikan juga pada tahun 2001. Setelah itu, pembangunan masih dilanjutkan dengan pembuatan diorama yang menggambarkan sejarah kehidupan orang Bali dari masa ke masa. Selain itu juga dibangun pertamanan untuk menambah keasrian dan kenyamanan monumen ini, yang secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003.

Pada tanggal 14 juni 2003, bersamaan dengan pembukaan peserta keseniaan bali ke 25 tahun 2003, Presiden yang yang pada waktu itu Megawati Soekarnoputri telah berkenaan meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejak saat itu monumen telah dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. “Hanya bangsa yang besar yang menghargai sejarah bangsanya” serta “jasmerah” (JAngan Sekali-kali MElupakan sejaRAH),itulah sepenggal kalimat singkat yang diucapkan Presiden Pertama RI yaitu Ir.Soekarno. Sebuah kalimat singkat penuh makna serta luas pengertiannnya. Kalimat tesebut tersebut jika diuraikan salah satu butirnya adalah memberikan isyarat terpenting bagi generasi muda bahwa keberadaan generasi muda dengan segala aspek kemajuan yang diperolehnya tidak terlepas dari pondasi yang dibuat oleh generasi pendahulu. Artinya pula bahwa ada ikatan batin dan tanggungjawab moral yang harus tetap dilanjutkan oleh bangsa ini dalam mengisi kemerdelaan.

1.2              Maksud dan Tujuan

Maksudpembuatan diorama yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat bali adalah untuk merekonstruksi kembali peristiwa-peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi dibali, serta apa yang tersirat didalamnya lebih mudah diapresiasiakn oleh generasi muda.

Tujuannyaadalah untuk mengabadikan jiwa perjuangan rakyat bali dari masa kemasa dan mewariskan semangat patriotisme dalam mewujudkan rela berkorban, cinta tanah air, cinta persatuan dan kesatuan, cinta perdamaian, kebersamaan pada generasi penerus bangsa, dan yang utama adalah tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

 

 

1.3              Dasar Falsafah

Monumen Perjuangan Rakyat Bali merupakan perwujudan dari Lingga dan Yoni. Lingga adalah Lambang Purusa (Pria), sedangakan Yoni adalah Lambang Pradana (Wanita). Pertemuan antara kedua unsur tersebut merupakan simbol kesuburan dan kesejahteraan. Selain falsafah lingga yoni, monumen ini juga dilandasi oleh falsafah kisah penutaran mandara giri (gunung mandara) di Ksirarnawa (lautan susu). Kisah ini bersumber dari Kitab Adi Parwa yaitu parwa pertama dari epos Mahabharata. Diceritakan bahwa para Dewa dan Daitya/Raksasa mencari Tirta Amertha (Air kehidupan abadi) dengan jalan memutar gunung Mandara di Ksirarnawa.

Adapun pelaksanaan pemutaran Gunung Mandara (Mandar Giri) diatur sebagai berikut :

          Kura-kura (Akupa) sebagai Dasar Gunung Mandara.

          Naga Besuki sebagai Tali Pengikat dan Pemutar Gunung.

Para Dewa memegang ekor naga dan para datya memegang bagian kepala, sedangkan pada bagian atas dari gunung duduk Dewa Siwa   .

Setelah bekerja dengan susah payah memutar gunung mandara maka berturut-turut keluar : Ardha Candra (bulan sabit), Dewi Sri dan Laksmi, Kuda Ucaisrawah (kuda terbang), Kastuba Mani (pohon kebahagiaan), dan yang terakhir keluar Dewi Dhanwantari yang kemudian direfleksikan pada wujud monumen ini, dengan penjelasan berikut :

1.      Guci Amertha disimbolkan dengan Swamba (periuk) yang terletak pada ujung atas monumen.

2.      Ekor Naga Basuki diwujudkan di dekat periuk.

3.      Kepala Naga diwujudkan pada kori agung.

4.      Bedawang Nala (Akupa) sebagai landasan monumen trletak pada pinggiran telaga dan kepalanya pada Kori Agung.

5.      Ksirarnawa (Lautan Susu) sebagai kolam yang mengelilingi monumen.

6.      Gunung Mandara (Mandara Giri) sebagai bentuk keseluruan bangunan monumen.

Secara filosofis, para penggagas monumen inin berkeinginan memberi pesan kepada generasi muda bahwa perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, tekun, ulet dan gotong royong seperti yang dikisahkan ketika para Dewa dan Daitya secara bersama-sama mencari kehidupan abadi.

Lambang yang menggambarkan nilai kejuangandan jiwa nasionalisme dari monumen ini adalah jumlah anak tangga Kori Agung (pintu utama) brjumlah 17 buah, Tiang Agung yang terdapat dalam gedung berjumalh 8 buah, dan tinggi monumen dari dasar sampai puncak 45 meter. Sehingga apabila angka-angka tersebut dirangkai, maka tersusun angka 17, 8, dan 45 yang menunjukkan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.

1.4       Letak Dan Bentuk   

Secara horizontal susuna bangunan monument berbentuk bujur sangkar yang mengacu pada Konsep Tri Mandala, yaitu :

1.    Nista Mandala (Jaba Sisi)

2.    Madia Mandala (Jaba Tengah)

3.    Utama Mandala (Jeroan)

Secara vertikal monument ini juga terbagi menjadi 3 bagian yang mengacu pada Konsep Tri Angga yaitu :

1.    Nistaning Utama Mandala (nistaning angga)

2.    Madianing Utama Mandala (madianing angga)

3.    Utamaning Utama Mandala (utamaning angga)

 

PENUTUP

 

Penutup

            Dengan berakhirnya Karya Tulis ini penulis mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemampuan kepada kami sehingga dapat menyusun buku laporan ini dengan tepat. Meskipun karya tulis ini masih jauh dari sempurna, karena masih dalam tahap belajar sehingga masih banyak kekeliruan  mengenai isi, bentuk, maupun penyusunan. Walau demikian bukan berarti kami tidak berusaha semaksimal mungkin. Kemudian bilamana banyak kesalahan yang merugikan salah satu pihak, maka kepada piahak yamg merasa dirugikan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

            Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis ini. Sehingga dengan harapan, kami juga lupa. Kami ucapkan banyak terima kasih

Kritik dan Saran 

            Kami semua menyarankan kepada orang yang merawat Monument Perjuangan Rakyat Bali untuk :

1.      Menjaga dan Melestarikan Monument Perjuangan Rakyat Bali.

2.      Agar monument perjuangan rakyat bali dibuat brosur agar ada yang inggin study tour dapat mudah dalam membuat karya tulis.

Dan kami tidak lupa untuk adik-adik kelas VII dan VIII dapat meneruskan cita-cita para alumni SMP MURNI 1 SURAKARTA.

Penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) tahun ajaran 2011/2012.

           

JURNAL / LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TAHUN AJARAN 2011 / 2012

HALAMAN PENGESAHAN

 

Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini disusun sebagai syarat untuk dapat menempuh Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2011/2012 dan telah disahkan oleh Pembimbing Sekolah. Pembimbing Industri dan diketahui oleh Kepala SMK Bina Patria 2 Sukoharjo

 

 

 

 

   Sukoharjo,                          2011

Pembimbing Industri

 

 

Dani

 

Pembimbing Sekolah

 

 

Sugiman, S.Pd

 

 

Mengetahui

Kepala SMK BINA PATRIA 2

Sukoharjo

 

 

Drs. Suryanto

 

 

 

 

 

 

 

PRAKATA

 

            Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir. Laporan ini disusun sebagai hasil dari praktik uji kompetensi. Adapun tujuan laporan ini yaitu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan penulis dalam “Perawatan dan Perbaikan Bahan Bakar Diesel” secara teori maupn praktik. Di dalam proses pembuatan laporan ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan peran serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

Bapak Drs. Suryanto, selaku Kepala Sekolah SMK Bina Patria 2 Sukoharjo atas segala dorongan dan nasehatnya.

Ibu Dra. Sri Heru, S.Pd selaku Wali Kelas kami yang selalu member masukan-masukan yang positif.

Bapak Giyono, S.Pd, selaku pembimbing dan penyusun laporan tugas akhir ini.

Semua pihak yang diantaranya tidak dapat penulis sebutkan yang lebih membantu dalam penyusunan laporan ini.

Semoga dengan tersusunnya laporan ini dap[at bermanfaat bagi siapa saja yang telah membacanya. Terutama adik-adik kelas semoga nantinya dapat lebih baik.

Penulis merasa tersusunnya laporan ini jauh dari kesempurnaan yang mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf atas segala bentuk kekurangannya.

 

 

 

Sukoharjo,                 2011

Penyusun

 

 

Andrianto

 

DAFTAR ISI

 

SAMPUL DEPAN DAN SAMPUL JUDUL                                                                      

HALAMAN PENGESAHAN                                                                                  

PRAKATA                                                                                                                

DAFTAR ISI                                                                                                             

BAB I             PENDAHULUAN                                                                            

Latar Belakang                                                                                   

Tujuan                                                                                                

Sistematika                                                                             

BAB II                        PROSES  PRODUKSI/JASA                                                                       

Uraian Teori                                                                           

Alat dan Bahan                                                                                  

Gambar Kerja                                                                         

Proses Pergerjaan                                                                   

Hasil yang Dicapai                                                                 

Perhitungan Laba Rugi                                                                      

Pengujian Kopetensi/Sertifikat                                                          

BAB III          TEMUAN                                                                                          

Keterlasanaan                                                                         

Manfaat yang Dirasakan                                                        

Pengembangan Tindak Lanjut                                                           

BAB IV          PENUTUP                                                                                         

Kesimpulan                                                                            

Saran                                                                                      

DAFTAR  PUSTAKA                                                                                              

LAMPIRAN

           

BAB I

PENDAHULUAN

 

LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan terutama pada dunia teknologi dan dunia otomotif pada khususnya. Untuk mengembangkan perlu terarah, masalahnya dalam hal perawatan dan perbaikan bahan bakar diesel.

Di sini saya harus mampu merawat dan memperbaiki komponen-komponen bahan bakar diesel dengan baik dan benar. Melihat betapa pentingnya hal tersebut maka saya perlu berlatih dalam melakukan Perawatan dan Perbaikan Bahan Bakar Diesel.

TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Tujuan melakukan perawatan dan perbaikan bahan bakar diesel adalah :

Merawat komponen-komponen bahan bakar diesel

 Menjaga kerja bahan bakar diesel agar tetap sempurna dan stabil

Mampu mengatasi kerusakan ringan pada kendaraan pada situasi dan kondisi apapun

Sebagai bekal nanti setelah selesai mengikuti pendidikan di SMK

Bermanfaat bagi diri sendiri dan pada masyarakat pada umumnya.

SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

SAMPUL DEPAN DAN SAMPUL JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN          

PRAKATA

DAFTAR ISI

BAB I             PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Sistematika     

BAB II                        PROSES  PRODUKSI/JASA                                                           

Uraian Teori

Alat dan Bahan

Gambar Kerja

Proses Pergerjaan

Hasil yang Dicapai

Perhitungan Laba Rugi

Pengujian Kopetensi/Sertifikat          

BAB III                      TEMUAN      

Keterlasanaan

Manfaat yang Dirasakan

Pengembangan Tindak Lanjut           

BAB IV          PENUTUP     

Kesimpulan

Saran  

DAFTAR  PUSTAKA          

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PROSES PRODUKSI/JASA

 

URAIAN TEORI

Yang menemukan motor diesel adalah RUDOLF DIESEL yang berasal dari Jerman pada tahun 1895, masih belum sempurna terutama pada sistem penyemprotan bahan bakar. Karena untuk menyemprotkan bahan bakar pada silinder yang bertekanan tinggi diperlukan kontruksi pompa yang khusus.

Di akhir tahun 1922, ROBERT BOSCH mulai mengadakan penelitian, percobaan dan pengembangan sistem penyemprotan bahan bakar pada motor diesel. Akhirnya usaha itu berhasil dengan produksinya seri pertama pompa injeksi pada tahun 1927.

Sistem bahan bakar diesel berfungsi untuk melayani kebutuhan bahan bakar selama motor diesel bekerja. Selain sistem aliran, bagian lain yang erat hubungannya dengan sistem bahan bakar sistem pemanas, pengatur (governof) dan advans saat penyemprotan.

Tujuan diciptan motor diesel, antara lain :

Meningkatkan rendemen mesin – efisien bahan bakar

Meniadakan sistem pengapian dengan elektrik igniter dengan pengapian sendiri

Mengganti bahan bakar bensin dengan solar yang harganya lebih murah.

ALAT DAN BAHAN

ALAT

 Fasilitas  Peralatan

No

Nama Bahan

Spesifikasi

Satuan

Jumlah

1

Kunci Pas

14 – 17 mm

Mm

1

2

Kunci Ring

14 – 17 mm

Mm

1

3

Kunci Shock

14 – 17 mm

mm

1

4

Obeng (-)

Standar

 

1

5

Obeng (+)

Standar

 

1

6

Tang

Standar

 

1

BAHAN

Tangki Bahan Bakar

Fungsinya adalah untuk menampung atau menyimpan bahan bakar diesel.

Pompa Pengalir

Fungsinya adalah untuk mengalirkan solar dari tangki ke pompa injeksi.

Advans Saat Penyemprotan

Fungsinya adalah memajukan saat penyemprotan ketika putaran motor naik.

Saringan Halus

Fungsinya adalah membersihkan solar dari kotoran dan memisahkan air yang terbawa dalam aliran solar.

Pompa Injeksi

Fungsinya adalah memberikan tekanan pada solar yang akan diinjeksikan/ disemprotkan oleh nozel.

Gorvernor

Fungsinya adalah mengabutkan solar

Nozel/Injektor

Busi Pemanas

GAMBAR KERJA

PROSES PERGERJAAN

HASIL YANG DICAPAI

PERHITUNGAN LABA RUGI

PENGUJIAN KOPETENSI/SERTIFIKAT